Industri kripto di tahun 2024 secara global maupun Indonesia diyakini akan kian bertumbuh.
CEO Tokocrypto Yudhono Rawis mengungkapkan bahwa ada beberapa faktor yang mendukung pandangan bullish pada tren pasar kripto di tahun 2024.
Pertama adalah potensi semakin meningkatnya adopsi kripto dilakukan oleh institusi keuangan tradisional. Di mana pada dasarnya dipengaruhi oleh upaya pengajuan ETF kripto oleh manajemen aset besar di Amerika Serikat. Hal ini diharapkan juga akan berdampak pada pasar kripto di Indonesia.
"Apabila ETF Bitcoin spot akan disetujui diperkirakan kapitalisasi pasar Bitcoin bisa menyentuh US$ 1 triliun. Hal tersebut pada akhirnya dapat mendorong harga BTC ke atas US$ 50.000 atau Rp 770 juta. Bahkan melebihi angka tertingginya sepanjang masa di angka US$ 68.000 atau Rp 1 miliar pada November 2021 lalu," katanya dalam riset, Rabu (27/12).
Di sisi lain dari kondisi makro ekonomi, potensi penurunan suku bunga bank sentral AS atau The Fed di tahun depan juga diprediksi akan membuat pasar kripto meraih sentimen positif. Sebab, apabila suku bunga AS turun, umumnya investor akan lebih berani beralih ke kripto. Karena dianggap mampu menawarkan peluang keuntungan lebih tinggi dari aset konvensional.
Faktor lainnya adalah Bitcoin halving atau pengurangan setengah imbalan para miner atau penambang BTC diperkirakan akan terjadi pada tahun 2024. Peristiwa ini secara tidak langsung juga berdampak pada jumlah Bitcoin yang beredar.
Siklus kenaikan harga BTC umumnya berkisar pada peristiwa Bitcoin halving, yang umumnya akan mengalami kenaikan pesat satu tahun setelah halving. Di mana diprediksi puncak kenaikan harga BTC atau all time high terjadi pada tahun 2025.
"Kami melihat bahwa kondisi makro ekonomi dan peristiwa Bitcoin halving akan menjadi katalis yang kuat bagi tren bullish pasar kripto di tahun 2024. Penurunan suku bunga The Fed akan membuat investor lebih berani beralih ke kripto. Sementara Bitcoin halving akan mengurangi pasokan BTC, sehingga dapat mendorong kenaikan harga Bitcoin," ujar Yudho.
Yudho menambahkan faktor selanjutnya meliputi regulasi. Menurutnya, regulasi dalam pengaturan dan pengawasan perdagangan aset kripto akan menentukan tren pasar ke depan.
Di Indonesia, sedang memasuki masa transisi peralihan pengawasan dan pengaturan aset kripto dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Pelaku usaha di industri kripto Tanah Air, kini sedang menunggu rancangan Peraturan OJK (POJK) sebagai regulasi teknis dari pelaksanaan pengawasan kripto dan turunan dari Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU PPSK).
Yudho menjelaskan bahwa regulasi kripto oleh OJK dapat membuka kesempatan bagi berkembangnya industri aset digital secara lebih luas. Ini termasuk potensi kerja sama antara institusi keuangan, seperti perbankan dan pedagang aset kripto. Serta integrasi edukasi untuk memberikan pemahaman yang lebih baik kepada publik mengenai risiko dan peluang di pasar kripto secara lebih masif.
"Ketika industri kripto berada di bawah pengawasan OJK, legitimasi sektor ini di Indonesia diharapkan meningkat secara signifikan. Di samping itu, kami juga menghargai upaya Bappebti yang telah memajukan industri ini dengan cepat dalam satu hingga dua tahun terakhir. Langkah ini telah meningkatkan kepercayaan masyarakat dan mempercepat adopsi kripto di Indonesia," kata Yudho.
Yudho berharap industri kripto di Indonesia dapat tumbuh lebih baik lagi. Ia menyebutkan, nilai transaksi kripto di Indonesia pada Oktober 2023 mencapai Rp 104,9 triliun dengan jumlah investor naik menjadi 18,06 juta. Namun, angka ini masih lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2022, di mana transaksi mencapai Rp 306,4 triliun.
Ekosistem Ethereum
Di sisi lain, guna memperkuat ekosistem Ethereum di Indonesia, PT Pintu Kemana Saja, platform jual beli dan investasi aset kripto menggelar “Halo Ethereum” yang diselenggarakan di tiga universitas. Antara lain, Institut Sains dan Teknologi Terpadu Surabaya (ISTTS), Universitas Sumatera Utara (USU), dan Institut Pariwisata Trisakti.
“Acara ini merupakan salah satu rangkaian dari Road to Devcon Ethereum 2024 yang akan diselenggarakan di Asia Tenggara,” ucap Head of Community PINTU Jonathan Hartono dalam keterangan resmi, Rabu (27/12).
Sebagai informasi, Ethereum Foundation meluncurkan Road to Devcon (RTD) Grants untuk mendukung munculnya acara-acara Ethereum baru, komunitas akar rumput, dan inisiatif pendidikan di berbagai wilayah. Asia Tenggara dipilih untuk menyelenggarakan Devcon ke tujuh karena dinilai memiliki peluang besar dan perkembangan yang pesat.