Kinerja Emiten Grup Astra di 2023, Saham AALI hingga UNTR Tertekan

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/YU
Karyawan memotret layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta.
Penulis: Syahrizal Sidik
27/12/2023, 14.57 WIB

Kinerja saham emiten konglomerasi Grup Astra di pasar modal mayoritas mengalami koreksi sepanjang tahun 2023. 

Pelemahan terdalam terjadi di saham PT United Tractors Tbk (UNTR) 14,67%. Meskipun pada tahun ini, UNTR cukup agresif melakukan aksi korporasi seperti akuisisi perusahaan pertambangan nikel, laba bersih United Tractors masih terkoreksi 3% dibanding tahun sebelumnya menjadi Rp 15,34 triliun.

Kemudian, saham Astra lainnya yang juga terkoreksi cukup tajam adalah Astra Agro Lestari sebesar 12,46%. Harus diakui, kinerja emiten sawit ini mengalami tantangan penurunan harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO). Alhasil, laba bersih AALI di tahun ini turun 34% menjadi Rp 638 miliar.

NomorNama PerusahaanKinerja saham year to date/ytd
1.Astra Otoparts (AUTO)  60,27%
2.Astra International (ASII) -2,63%
3.Astra Graphia (ASGR) -4,74%
4.Astra Agro Lestari (AALI)-12,46%
5.Acset Indonusa (ACST)-13,38%
6.United Tractors (UNTR)-14,67%

Data diolah penulis Katadata.co.id

Berikut ini rekap kinerja saham Grup Astra sejak awal tahun 2023:

1. PT Astra International Tbk (ASII) 

Saham Astra International mengalami penurunan 2,63% sejak awal tahun ini ke posisi Rp 5.550 per unit. Pada perdagangan Rabu ini (27/12), harga saham ASII ditransaksikan pada rentang Rp 5.500 sampai dengan Rp 5.575 per unit.

Hari ini, nilai transaksi saham Astra International diperdagangkan sebanyak 25,59 juta unit dengan nilai transaksi Rp 141,81 miliar dan frekuensi sebanyak 6.214 kali. Nilai kapitalisasi pasarnya di level Rp 225,7 triliun. 

2. PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI)

Saham Astra Agro Lestari sejak awal tahun juga mengalami pelemahan 12,46%. Hari ini, saham perkebunan sawit Grup Astra ini diperdagangkan sebanyak 151 ribu unit dengan nilai transaksi Rp 1,06 miliar dan frekuensi sebanyak 273 kali.

Emiten dengan kode saham AALI ini diperdagangkan pada kisaran Rp 7.000 sampai dengan Rp 7.075 per lembarnya. Nilai ini mencerminkan nilai buku terhadap harga saham (Price to Book Value/PBV) sebanyak 0,62 kali.  

3. PT Astra Graphia Tbk (ASGR)

Saham Astra Graphia sejak awal tahun tercatat mengalami pelemahan 4,74%. Hari ini saham ASGR, perusahaan yang sahamnya dimiliki 76,87% oleh Astra International, diperdagangkan sebanyak 270,40 ribu lembar dengan frekuensi sebanyak 98 kali dengan nilai transaksi Rp 245 juta. 

Saham ASGR, ditransaksikan pada kisaran Rp 900 sampai dengan Rp 910 per lembarnya dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 1,23 triliun. Adapun, harga saham saat ini mencerminkan harga saham dibanding nilai buku sebesar 0,69 kali.  

4. PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) 

Perusahaan produsen spare part kendaraan bermotor Grup Astra ini sahamnya naik paling kencang, sebesar 60,27% dibanding emiten Astra lainnya di pasar modal.

Hari ini, pelaku pasar memborong saham AUTO  dengan volume sebanyak 1,25 juta unit dengan frekuensi 501 kali senilai Rp 2,92 miliar. Nilai kapitalisasi pasar AUTO mencapai 11,28 triliun dengan nilai PBV 0,88 kali.

5. PT United Tractors Tbk (UNTR)

Saham tambang dan alat berat Grup Astra, kinerjanya sahamnya pada tahun ini juga masih kurang menggembirakan. Saham United Tractors masih mengalami pelemahan 14,67% sejak awal tahun. 

Pada perdagangan Rabu ini, investor mentransaksikan saham UNTR sebanyak 3,813 kali dengan volume 2,43 juta lembar saham dan nilai transaksi Rp 54,02 miliar. Nilai kapitalisasi pasar UNTR saat ini berada di level Rp 83,09 triliun.

6. PT Ascset Indonusa Tbk (ACST)

Terakhir, saham perusahaan yang dikendalikan oleh United Tractors ini juga mengalami pelemahan 13,38% sejak awal tahun ini. Saham Acset Indonusa hari ini melaju pada rentang Rp 133 sampai dengan Rp 137 per unit.

Pada hari ini, investor mentransaksikan saham ACST sebanyak 203 kali dengan volume sebanyak 683 ribu dan nilai transaksi Rp 92,3 juta. Saat ini, nilai harga saham ACST di level Rp 136 per unit mencerminkan harga saham dibanding nilai bukunya 3,51 kali dengan kapitalisasi pasar Rp 1,72 triliun.