KSEI Incar 15 Juta Investor Pasar Modal di 2024, Kini Sudah 12,13 Juta

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/YU
Karyawan berdiri di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2/2023).
27/12/2023, 17.10 WIB

PT Kustodian Sentral Efek Indonesia atau KSEI menargetkan jumlah investor pasar modal di Indonesia dapat mencapai hingga 15 juta investor pada 2024 mendatang. Tak hanya itu, sejalan dengan roadmap Otoritas Jasa Keuangan (OJK), KSEI juga menargetkan 20 juta investor pada 2027 mendatang.

Adapun jumlah investor pasar modal pada 2023 ini mencatatkan pertumbuhan sebesar 17,6% dari 10,31 juta pada tahun 2022, meningkat menjadi 12,13 juta per 20 Desember 2023. Jumlah tersebut terdiri dari investor saham dan surat berharga lainnya yakni 5,23 juta, reksa dana 11,37 juta, dan surat berharga negara atau SBN sebanyak 999 ribu.

Direktur Penyelesaian, Kustodian dan Pengawasan KSEI, Eqy Essiqy mengatakan jumlah itu didominasi anak muda yang juga ditandakan dengan tingginya jumlah kepemilikan reksa dana melalui agen penjual efek reksa dana berbasis financial technology (fintech).

Data KSEI mencatat 9,39 juta rekening reksa dana ada di fintech atau sekitar 77,49%. Eqy mengatakan, hal ini membuktikan bahwa platform digital menjadi sarana yang paling banyak dimanfaatkan oleh investor untuk berinvestasi di pasar modal.

Semantara pada tahun 2023, Direktur Utama KSEI Samsul Hidayat memaparkan, KSEI memiliki beberapa program strategis yang terkait dengan pengembangan infrastruktur. Selain itu, demi menciptakan inovasi demi mendukung pengembangan pasar modal Indonesia, ia mengatakan ada beberapa program strategis yang telah dirumuskan. Tiga diantaranya siap diimplementasikan mulai kuartal satu 2024 mendatang.

“Rencana strategis KSEI pertama yang akan diimplementasikan tahun depan adalah platform administrasi prinsip mengenal nasabah atau know your customer (KYC),” kata Samsul dalam media gathering KSEI di Jakarta, Rabu (27/12). 

Selain tiga rencana strategis yang siap implementasi 2024 mendatang, lanjut Samsul, KSEI memiliki beberapa rencana strategis lain yang meliputi perluasan Sistem Multi Investasi Terpadu (S-MULTIVEST) dan perluasan fitur eASY.KSEI.

Perluasan S-MULTIVEST dilakukan dapat digunakan untuk industri asuransi dan dana pensiun. Sebelumnya, S-MULTIVEST yang merupakan pengembangan sistem S-INVEST, telah diluncurkan pada 2020 untuk mendukung implementasi program pemerintah yaitu Tabungan Perumahan Rakyat (TAPERA). 

S-MULTIVEST juga untuk industri asuransi dan dana pensiun diharapkan sudah dapat terealisasi mulai tahun 2024. Samsul juga mengatakan, KSEI telah mengembangkan platform untuk Layanan Administrasi Prinsip Mengenali Nasabah (LAPMN) yang diberi nama CORES.KSEI (centralized investor data management system)

Dengan CORES.KSEI, pemakai jasa dan investor pasar modal dapat menggunakan platform terpusat untuk digitalisasi data dan dokumen KYC nasabah, sehingga dapat dilakukan sharing data KYC pada proses pembukaan rekening berikutnya agar lebih efisien dan tidak diperlukan proses berulang.

Seiring dengan hal itu, Direktur Pengembangan Infrastruktur dan Manajemen Informasi KSEI Dharma Setyadi berharap platform CORES.KSEI dapat mendukung akselerasi pendalaman pasar melalui kemudahan proses consumer due diligence di sisi penyedia jasa keuangan dan nasabah.

“Sehingga jumlah investor di pasar modal dapat tumbuh lebih cepat melalui platform yang berbasis elektronik dan fintech,” ucap Dharma.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila