Perusahaan teknologi cetak digital dan manajemen dokumen Xerox Holdings Corp, mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 15% karyawannya. PHK ini merupakan bagian dari rencana Xerox dalam menerapkan struktur organisasi dan model operasional baru.
"Perubahan ke model operasional unit bisnis adalah kelanjutan dari prioritas eksekusi seimbang kami yang berfokus pada pelanggan dan dirancang untuk mempercepat efisiensi operasional produk dan layanan, strategi pasar, dan fungsi korporat di semua wilayah yang kami layani," kata CEO Xerox, Steven Bandrowczak, dikutip dari CNBC International, Kamis (4/1).
Xerox akan melaksanakan pemangkasan karyawan pada kuartal pertama tahun ini.
Korporasi yang berpusat di Connecticut, Amerika Serikat tersebut saat ini memiliki sekitar 20.500 karyawan pada 31 Desember 2022, menurut laporan kepada Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat. Berdasarkan angka ini, pemutusan hubungan kerja pada Rabu ini berdampak terhadap 3.075 karyawan perusahaan.
Saham Xerox, yang dicatatkan di bursa Nasdaq dengan kode saham XRX ini ditutup turun lebih dari 12% setelah pengumuman PHK pada hari Rabu waktu setempat. Nilai kapitalisasi pasarnya juga menyusut menjadi US$ 1,95 miliar.
Dalam keterangan resmi yang disampaikan perusahaan, rencana restrukturisasi ini melibatkan penyederhanaan produk dalam bisnis pencetakan inti, peningkatan efisiensi di seluruh layanan bisnis globalnya, dan peningkatan fokus pada layanan TI dan digital lainnya.
Xerox juga mengatakan bahwa mereka telah merancang kembali tim eksekutifnya untuk membantu melaksanakan model baru tersebut.