8 Perusahaan Aset Skala Besar Ramaikan IPO Tahun Ini

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Sebanyak 29 perusahaan masuk dalam pipeline IPO Bursa di 2024. 8 di antaranya perusahaan dengan aset skala besar.
Penulis: Syahrizal Sidik
6/1/2024, 13.57 WIB

Sebanyak delapan perusahaan dengan kategori aset skala besar atau di atas Rp 250 miliar masuk dalam antrean pencatatan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun ini. 

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna Setia mengungkapkan, selain 8 perusahaan tadi, juga terdapat 19 perusahaan dengan aset skala menengah atau mempunyai aset yang berkisar antara Rp 50 miliar sampai Rp 250 miliar. Lalu, sebanyak 2 perusahaan beraset kecil di bawah Rp 50 miliar juga berada dalam pipeline IPO tahun ini. 

“Sampai dengan 5 Januari telah tercatat 1 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI dengan dana dihimpun Rp 0,13 triliun,” kata Nyoman, kepada media, dikutip Sabtu (6/1).  

Nyoman juga menyebut belum terdapat perusahaan dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun anak usahanya yang masuk dalam pipeline bursa. 

Berikut 29 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI dengan rincian secara sektoral sebagai berikut: 

• 3 Perusahaan dari sektor barang baku
• 6 Perusahaan dari sektor barang konsumen non primer
• 4 Perusahaan dari sektor barang konsumen primer

• 2 Perusahaan dari sektor energi
• 0 Perusahaan dari sektor finansial

• 0 Perusahaan dari sektor kesehatan

• 5 Perusahaan dari sektor industri
• 2 Perusahaan dari sektor infrastruktur
• 1 Perusahaan dari sektor properties & real estate; 

• 5 Perusahaan dari sektor teknologi
• 1 Perusahaan dari sektor transportasi & logistik 

Dalam kesempatan sebelumnya, BEI menargetkan pada tahun ini dapat mencatatkan 62 perusahaan baru khusus di saham saja. "Kalau kita bicara IPO saham tahun depan itu 61 atau 62 ya," ujar Direktur Utama BEI Iman Rachman dalam konferensi pers penutupan perdagangan tahun 2023, Jumat (29/12).

Target IPO itu sudah termasuk pencatatan efek baru seluruh instrumen pencatatan, baik berupa saham, efek bersifat utang dan sukuk (EBUS), serta rights issue yang ditargetkan dapat mencapai 230 pencatatan pada tahun ini.