GoTo Peopleverse Fund (GPF), salah satu pemegang saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) kembali memangkas porsi kepemilikan sahamnya di emiten teknologi berkapitalisasi jumbo tersebut.
Berdasarkan publikasi Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mengenai laporan investor dengan kepemilikan saham di atas 5%, pada awal tahun ini GPF sudah melepas sebanyak 149,30 juta lembar saham GOTO.
Transaksi yang dilakukan pada dua kali itu dibantu oleh Stockbit Sekuritas Digital. GPF pertama melepas 104 juta lembar saham GOTO pada 3 Januari 2024, lalu sehari berikutnya dilepas lagi 45,30 juta.
Aksi lego saham itu menyebabkan porsi kepemilikan saham GPF di GOTO menyusut menjadi tinggal 5,45% atau sebanyak 65,52 miliar saham pada 4 Januari 2024. Dari sebelumnya sebanyak 5,47% atau 65,73 miliar saham pada 29 Desember 2023.
Namun pemegang saham GOTO lainnya dengan persentase di atas 5% yakni Taobao China Holding Limited dan SVF GT Subco (Singapura) Pte terpantau masih bertahan dengan kepemilikan sahamnya.
Taobao tercatat menggenggam 104,73 miliar saham GOTO atau setara 8,72%. Sedangkan perusahaan investasi raksasa global Softbank lewat anak usahanya SVF GT Subco menguasai 91,55 miliar atau setara 7,62%.
Sementara menyoal harga sahamnya, sepekan perdagangan saham GOTO masih mengalami penurunan. Saham gabungan Gojek dan Tokopedia tersebut melemah pada perdagangan awal pekan ini, Senin (8/1).
Jika menelisik dari data perdagangan pada 10.50 WIB, saham GOTO berada di level Rp 85 per saham. Lalu pada penutupan sesi pertama, saham GOTO stagnan harganya dari penutupan perdagangan pada Jumat (5/1) yakni Rp 86 per saham.
Memantau dari kinerja harga sahamnya, GOTO masih melemah selama sebulan yakni 7,61%. Pergerakan saham GOTO secara year to date tercatat terkoreksi 1,6%. Namun demikian pergerakan saham selama tiga bulan terakhir yakni melesat 3,66%.
Pada hari ini volume saham yang diperdagangkan tercatat juta dengan nilai transaksi Rp 410,71 juta. Sementara itu, frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 4.992 kali. Sementara kapitalisasi pasarnya yaitu Rp 102,12 triliun.
Mirae Asset Sekuritas sebelumnya pernah menyebut akan adanya perbaikan dalam sektor teknologi. Walaupun saham-saham di sektor teknologi masuk ke dalam golongan lagging stocks atau saham tertinggal.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji mengatakan, untuk trading jangka pendek, ia mendorong investor untuk memanfaatkan kenaikan harga setelah terjadi kenaikan volume karena beberapa trader mencari keuntungan dalam jangka pendek.
Dengan demikian, Nafan berharap kinerja kedua emiten teknologi, seperti PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dapat menunjukkan kemajuan yang positif. “Itu sebenarnya bisa dicermati ya untuk kedua teknologi ini yang kapitalisasi pasarnya juga besar,” kata Nafan.
Di sisi lain, Nafan juga mengatakan ada potensi untuk terjadi penurunan nilai aksi dan nilai barang dagangan yang dapat berdampak pada kinerja perusahaan teknologi itu.