Marak Politikus Boyong Perusahaannya IPO Jelang Pemilu, BEI: Silahkan

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/YU
Refleksi kaca seorang karyawan berada di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2/2023). Perdagangan IHSG di akhir pekan ini ditutup melemah 17,04 poin atau 0,25 persen ke posisi 6.880,3.
Penulis: Lona Olavia
9/1/2024, 13.15 WIB

Jelang Pemilu 2024, pengusaha sekaligus politikus marak memboyong perusahaan yang dimilikinya untuk go public. Go public dilakukan melalui jalur penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) saham.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman mengatakan, BEI terbuka bagi perusahaan yang ingin tercatat di papan bursa. Namun harus memenuhi syarat – syarat yang ada di BEI.

Ia pun sekaligus membantah bahwa BEI mendapat tekanan dari para politisi terkait kemudahan khusus dalam proses IPO.

“Tidak ada. Sampai hari ini tidak ada,” katanya usai pencatatan saham perdana PT Adhi Kartiko Pratama Tbk (NICE) atau AKP Nickel Mining di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (9/1).

Pernyataaan senada juga dilontarkan Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik. Ia mengaku tidak ada tekanan dari politisi pemilik perusahaan yang akan IPO.

“Kami pastikan setiap yang telah memenuhi persyaratan IPO, yah silakan IPO,” ujarnya.

BEI dikatakan Jeffrey tidak dalam posisi menghambat ataupun memberikan kemudahan lebih kepada perusahaan yang akan IPO. “Kalau memenuhi persyaratan. Yah silahkan IPO,” ujarnya.

Terkait perlindungan investor, investor diimbaunya harus selalu rasional dalam mengambil keputusan investasi.

“Investor harus rasional dalam melakukan investasi,” imbaunya.

Sebagai informasi, BEI baru saja kedatangan emiten yakni PT Adhi Kartiko Pratama Tbk (NICE) atau AKP Nickel Mining. Merujuk dokumen IPO, nama entitas induk terakhir dari NICE adalah PT Dwidaya Mega Investama yang dimiliki Herman Herry Adranacus. Herman merupakan anggota DPR dari fraksi PDIP dari daerah pemilihan Nusa Tenggara Timur II sejak 2004 dan berturut selama empat periode sampai sekarang. Sedangkan sang anak Stevano Andranacus yang menjadi Direktur Utama NICE kini maju menjadi caleg DPR dari dapil yang sama.

NICE sempat menjadi pertanyaan publik saat IPO, sebab dana yang diraup dari aksi korporasi  senilai Rp 532,78 miliar tersebut tidak disalurkan ke NICE. NICE melakukan proses IPO dengan menjual 20% saham atau 1,2 miliar lembar. Namun saham yang ditawarkan bukanlah saham baru, melainkan saham milik pemegang saham lama.

“Seluruh saham yang ditawarkan dalam IPO saham merupakan milik para pemegang saham penjual. Oleh karena itu, seluruh dana hasil IPO akan diterima oleh para pemegang saham penjual dan perseroan tidak menerima dana hasil IPO,” tulis prospektus, Jumat (15/12). 

Sehari sebelumnya, Politisi PKB Sudjatmiko juga membawa PT Asri Karya Lestari Tbk (ASLI) menggalang dana Rp 125 miliar melalui IPO pada 5 Januari 2024.

Politisi Partai Golkar Singgih Januratmoko juga membawa PT Janu Putra Sejahtera Tbk (AYAM) meraup dana IPO sebesar Rp 80 miliar pada akhir November 2023.