Anak usaha PT Bayan Resources Tbk (BYAN), PT Dermaga Perkasapratama (DPP) menggandeng entitas terafiliasi PT Nirmala Matranusa (NMN) untuk perluas jetty atau dermaga tambang di Balikpapan.
Proyek konstruksi perluasan dermaga tambang di Balikpapan Coal Terminal (BCT) memiliki total nilai transaksi sebesar Rp 187,35 miliar. Rincian biaya mencakup berbagai tahapan dan komponen proyek, termasuk pekerjaan persiapan untuk fasilitas pemuatan baru sebesar Rp 12,17 miliar dan fasilitas bongkar baru Rp 12,17 miliar.
Selanjutnya, anggaran sebesar Rp 31,10 miliar dialokasikan untuk konstruksi sipil pada fasilitas pemuatan baru, sedangkan untuk fasilitas bongkar baru memerlukan dana sebesar Rp 30,27 miliar.
Anggaran lainnya dari proyek ini adalah instalasi struktur dan komponen, yang menghabiskan dana sebesar Rp 25,06 miliar. Peralatan umum untuk pekerjaan sipil mekanikal & elektrikal di pemuatan baru sebesar Rp 23,53 miliar, sedangkan pada bongkar baru Rp 29,87 miliar.
Pekerjaan tiang pancang dan beton untuk bengkel, terkait dengan proyek ini, memiliki anggaran sebesar Rp 1,92 miliar. Proyek ini mencakup sejumlah tahapan konstruksi dan pengadaan peralatan yang mendukung perluasan dermaga tambang di BCT, dengan proyeksi waktu pelaksanaan selama 26 bulan, dimulai sejak 19 Januari 2024.
Selain itu kegiatan perluasan dermaga BCT ini merupakan penambahan untuk ekspor dan impor, lengkap dengan segala fasilitasnya dengan jangka waktu 26 bulan, sejak 19 Januari 2024. Tak hanya itu, kegiatan perluasan ini meliputi, pemasangan tiang pancang pipa baja, pekerjaan pondasi, pekerjaan pemasangan seluruh komponen struktural, elektrikal, dan mekanikal.
Di samping itu, terdapat hubungan afiliasi antara PT Dermaga Perkasatama dan PT Nirmala Matranusa yang terindikasi dari kesamaan dalam susunan direksi. Dato Low Tuck Kwong, yang menjabat sebagai Direktur PT Dermaga Perkasatama, juga menempati posisi sebagai komisaris di PT Nirmala Matranusa. Tidak hanya itu, Low Tuck Kwong juga memiliki status sebagai pengendali kedua perusahaan tersebut.
“Hubungan terafiliasi BR, entitas induk OPP pemilik proyek pengembangan dermaga fase 5 BCT dengan NMN sebagai kontraktor terseleksi karena adanya kesamaan salah satu anggota komisaris dan direksi di BR dan NMN yaitu Dato Low Tuck Kwong dan Jenny Quantero,” tulis manajemen BYAN dalam keterbukaan informasi BEI, dikutip Rabu (24/1).
Terjadi transaksi afiliasi ini dengan tiga alasan utama. Pertama, transaksi tersebut dianggap lebih menguntungkan dari sisi harga jika dibandingkan dengan melakukan transaksi serupa dengan pihak lain. Kedua, PT Nirmala Matranusa dinilai memiliki pengalaman yang relevan dalam proyek pembangunan jetty, sehingga keterlibatannya dianggap sebagai aset berharga dalam menyelesaikan proyek tersebut.
“Terakhir, PT Bayan Resources Tbk (BYAN) dipilih karena memiliki fleksibilitas yang lebih besar dari segi kualitas, desain, waktu penyelesaian, dan aspek lain yang terkait dengan proyek,” tulisnya.