Prospek IPO Emiten Nikel Sumber Mineral SMGA, Oversubscribed 23 Kali

ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah/Spt.
Ilustrasi perusahaan nikel
Penulis: Ira Guslina Sufa
29/1/2024, 08.34 WIB

Pencatatan saham perdana atau IPO perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan bijih nikel dan batu bara PT Sumber Mineral Global Abadi Tbk (SMGA) mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed sebanyak 23,52 kali dari total saham.  Masa pemesan saham perdana telah dilakukan pada 24- 26 Januari 2024. 

Direktur Utama SMGA Julius Edy Wibowo mengatakan saham SMGA bakal resmi dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (30/1). Adapun kelebihan permintaan setara dengan 156,77 kali dari porsi pooling.

“Antusiasme investor tidak terlepas dari prospek kinerja perseroan yang berpotensi tumbuh ke depan, seiring adanya bisnis utama perdagangan nikel dan batu bara,” ujar Julius seperti dikutip dari Antara, Senin (29/1).

Dalam IPO, perseroan melepas sebanyak 1,75 miliar saham baru yang mewakili 20 persen dari modal ditempatkan. Harga saham yang ditawarkan saat IPO adalah Rp 105. Dengan jumlah itu perusahaan diperkiraan meraup dana segar hingga Rp 183,7 miliar. 

Julius menyebut perseroan mendapatkan kepercayaan dari investor mengingat kinerja holding yaitu PT Sumber Global Energy Tbk (SGER) konsisten membukukan pertumbuhan pendapatan dan laba. Selain itu dia menyebut permintaan nikel diprediksi naik dari 2.340 kiloton (KT) pada 2020 menjadi 6.250 KT pada 2040. 

“Terutama didorong oleh naiknya kebutuhan dari industri kendaraan Listrik (EV) dan baterai,” ujar Julius.

Prospek Saham Emiten Nikel SMGA

Ia melanjutkan, penggunaan batu bara Indonesia juga akan tumbuh 4,7 persen year on year (yoy). Peningkatan itu ditopang oleh perluasan armada pembangkit listrik batu bara hingga 10 gigawatt (GW).

”Tingginya minat terhadap saham SMGA menggambarkan antusiasme investor pasar modal terhadap prospek nikel dan batu bara yang menjadi komoditas andalan Indonesia,” ujar Julius.

Selain fokus pengembangan perdagangan nikel dan batu bara di pasar domestik, Ia menyebut perseroan juga akan mengembangkan produksi batu gamping pada kuartal I -2024. Menurutnya, rencana ini sehubungan tingginya permintaan batu gamping. 

Perusahaan menurut Julius juga melihat kesempatan yang baik di wilayah Kabupaten Morowali Utara, Provinsi Sulawesi Tengah. Ia menyebut keberadaan smelter di Morowali membutuhkan supply batu gamping.

“Sehingga, perseroan memutuskan untuk mengakuisisi dan melakukan pengembangan atas tambang batu gamping pada wilayah tersebut untuk dapat di supply ke beberapa smelter terdekat,” ujar Julius.

Julius menjelaskan, dana hasil IPO akan digunakan untuk modal kerja dalam rangka pengadaan nikel dan batu bara. Pengunaan hasil IPO akan merujuk pada kegiatan bisnis yang dijalankan sebagai pembayaran atas pembelian nikel dan batu bara dari supplier.



Reporter: Antara