The Fed Pertahankan Suku Bunga, Wall Street Anjlok

Antara
Ilustrasi - Para pialang memperhatikan layar monitor pergerakan saham di Bursa Efek New York, Wall Street, Amerika Serikat. REUTERS/Brendan McDermid/aa.
1/2/2024, 06.46 WIB

Indeks bursa Amerika Serikat (AS) Wall Street ditutup merosot pada perdagangan Rabu (31/1) setelah Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, menyatakan bahwa bank sentral mungkin tidak akan menurunkan suku bunga pada Maret mendatang.

Maka sebab itu, Dow Jones Industrial Average turun sebesar 317,01 poin atau 0,82%, ditutup pada 38.150,30. S&P 500 merosot 1,61% menjadi 4.845,65. Sementara Nasdaq Composite anjlok 2,23% dan ditutup di 15.164,01.

Sesi perdagangan pada hari tersebut merupakan yang terburuk bagi indeks utama. Tak hanya itu, bagi indeks Dow, hal ini merupakan kinerja terburuk sejak Desember, sedangkan untuk S&P 500, ini merupakan hari terburuk sejak September. Nasdaq juga mencatat penurunan terburuk sejak Oktober.

"Saya rasa tidak mungkin komite akan mencapai tingkat kepercayaan diri pada saat pertemuan bulan Maret, untuk mengidentifikasi Maret adalah waktu untuk melakukan itu (menurunkan suku bunga)," kata Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, dikutip CNBC pada Kamis (1/2).

Tak lama kemudian, indeks-indeks utama mencapai posisi terendah atau all time low setelah komentar tersebut. Para trader tengah mengamati pengumuman The Fed untuk mencari petunjuk kapan bank sentral akan mulai menurunkan suku bunga. Powell mengindikasikan bahwa pasar mungkin mengharapkan penurunan suku bunga pada bulan Maret. Di samping itu, The Fed juga menekankan bahwa data inflasi yang lebih positif masih dibutuhkan.

Namun bank sentral memenuhi harapan para trader dengan menghapus bagian pernyataan yang mengindikasikan bahwa bank sentral masih mempertahankan kecenderungan untuk mengetatkan kebijakan. Kemudian, The Fed menghapus frasa yang merujuk pada "pengetatan kebijakan tambahan."

"Kami percaya bahwa kebijakan suku bunga kami kemungkinan besar berada di puncaknya untuk siklus pengetatan ini. Jika ekonomi berkembang secara luas seperti yang diharapkan, kemungkinan akan tepat untuk mulai mengurangi pengetatan kebijakan, kemungkinan tahun inii," tambah Powell.

Seiring dengan hal itu, imbal hasil obligasi berfluktuasi dengan imbal hasil obligasi acuan 10 tahun diperdagangkan sekitar 3,9%.

Kemudian, Alphabet ambles lebih dari 7%, mencatat hari terburuknya sejak 25 Oktober. Penurunan ini disebabkan oleh hasil iklan yang mengecewakan, meskipun pendapatan dan penjualan berada di atas ekspektasi. Saham-saham perusahaan teknologi lainnya, seperti Microsoft dan AMD, anjlok masing-masing hampir 3%.

Di sisi lain, saham Boeing melesat lebih dari 5% setelah melaporkan hasil kuartalan yang melebihi perkiraan analis baik dari sisi pendapatan maupun laba. Meskipun perusahaan ini mengalami gangguan baru-baru ini terkait dengan 737 Max 9, CEO Boeing, Dave Calhoun, menyatakan fokus perusahaan pada keamanan di masa mendatang.

Dengan demikian, merosotnya saham pada hari Rabu mempengaruhi kenaikan pasar sepanjang Januari. Ketiga indeks utama berhasil mengakhiri bulan Januari dengan catatan positif. S&P 500 naik melesat 1,6%, Dow naik 1,2%, dan Nasdaq tumbuh sebesar 1%.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila