Bank kelas kakap sudah merilis laporan keuangan sepanjang tahun 2023. Hasilnya seperti dugaan, keempatnya berhasil mencatatkan performa terbaiknya. Laba bersihnya pun meningkat hingga ada yang dua digit dan berhasil mengukir pencapaian laba tertinggi sepanjang masa.
Alhasil para pemegang saham kini tengah menantikan pemanis berupa dividen. Taburan pemanis dalam bentuk dividen dari tahun buku 2023 akan mewarnai perdagangan saham di BEI tak lama lagi.
Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Martha Christina mengatakan bahwa rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) dari bank-bank yang sudah mengumumkan laporan keuangannya, mengalami kenaikan dari 2022 ke 2023. Sehingga hal ini bisa mendukung pembagian dividen yang besar pada tahun ini.
Adapun untuk pertimbangan besarnya dividend payout ratio akan melihat rasio kecukupan modal. Karena tahun ini target penyaluran kreditnya lebih besar dari tahun lalu, sehingga memerlukan rasio CAR yang cukup juga.
“Dengan posisi CAR perbankan BCA, BRI, BNI dan Mandiri yang diatas 20%, harusnya bisa membagikan dividen dengan DPR yang besar, karena masih dimungkinkan,” ujarnya kepada Katadata.co.id, Senin (5/2).
Adapun pembagian dividen tahun lalu menurut Martha sudah besar nilainya. Kendati demikian, ruang untuk lebih besar tetap ada. Namun hal itu menurutnya perlu mempertimbangkan target perusahaan yang lebih tinggi juga.
Jika dilihat secara historis, dividend payout ratio PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) pada tahun buku 2022 ada di level 62,12%. Secara historis, tren rasio dividen yang dibagikan BCA beberapa tahun terakhir memang mengalami peningkatan.
Begitupun dengan dividend payout ratio di bank-bank pelat merah. Sebut saja PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang tercatat cukup tinggi di tahun sebelumnya mencapai 85,27%. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) ada di level 60%.
Lalu dividend payout ratio yang dibagikan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) atas tahun buku 2022 sebesar 40%. Angka tersebut naik secara signifikan dibandingkan DPR tahun sebelumnya yang hanya 25,5%.
Di segi mendulang keuntungan, pencapaian tertinggi ditorehkan oleh Bank Mandiri. Bank berlogo pita emas ini berhasil mencatatkan kinerja positif dengan raihan laba Rp 55,1 triliun, tumbuh 33,7% secara tahunan atau year on year (yoy). Perolehan laba tersebut juga menjadi yang terbesar sejak Bank Mandiri didirikan 25 tahun lalu.
Lebih lanjut, capaian laba tersebut didorong oleh penyaluran kredit Bank Mandiri di 2023 yang mencapai Rp 1.398,1 triliun, tumbuh 16,3% yoy. Pencapaian itu melampaui pertumbuhan kredit industri yang sebesar 10,38% yoy.
Disusul BCA yang membukukan laba bersih dan entitas anak tumbuh 19,4% secara yoy nyaris mencapai Rp 50 triliun, tepatnya Rp 48,6 triliun di sepanjang 2023.
Peningkatan volume kredit BCA tumbuh dua kali lipat dalam tiga tahun terakhir. Per Desember 2023, kredit korporasi tumbuh 15,0% yoy mencapai Rp 368,7 triliun. Sementara kredit komersial naik 7,5% yoy mencapai Rp 126,8 triliun.
Kemudian BRI berhasil meraih laba bersih secara konsolidasi sebesar Rp 60,4 triliun, naik 17,5% yoy dari periode sama tahun sebelumnya Rp 51,4 triliun. Kinerja pencapaian kinerja cemerlang tersebut ditopang oleh penyaluran kredit BRI sebesar Rp 1.266,4 triliun, tumbuh 11,2% yoy pada periode Desember 2023.
Lalu ada BNI dengan raihan laba bersih sepanjang 2023 sebesar Rp 20,9 triliun, atau tumbuh 14,2% yoy. Laba ini ditopang oleh pertumbuhan kredit di 2023 sebesar 7,6% yoy, mencapai Rp 695 triliun yang didorong oleh ekspansi di segmen berisiko rendah, yaitu korporasi blue chip, baik swasta dan BUMN, kredit konsumer, dan perusahaan anak.