Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah melakukan pendekatan dengan beberapa Manajer Investasi (MI) asing untuk mengembangkan Exchange Traded Funds (ETF) Indonesia di pasar internasional.
Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik menyampaikan potensi animo terhadap produk tersebut cukup positif, apalagi beberapa MI telah berdiskusi dengan Bursa. Adapun jangkauannya yakni bursa Singapura, Hong Kong, dan Korea Selatan.
Selain itu, ia menyampaikan tujuan utamanya adalah untuk memperkenalkan pasar modal Indonesia kepada investor asing. Sebelumnya, Bursa hanya mengundang investor asing untuk berinvestasi di Indonesia, kini BEI membawa produk Bursa Indonesia untuk diperkenalkan ke bursa-bursa internasional.
Selain itu, tujuan kedua adalah untuk meningkatkan likuiditas di pasar modal Indonesia. Dengan ETF diperdagangkan di bursa luar, kata Jeffrey, akan menyebabkan penyesuaian terhadap aset dasar (underlying) BEI. Kedua belah pihak diharapkan akan mendapatkan manfaat dari inisiatif ini.
“Kedua belah pihak tentu akan mendapatkan benefit,” kata Jeffrey di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, dikutip Kamis (22/2).
Jeffrey menekankan bahwa ETF Indonesia ini secara khusus ditujukan untuk investor ritel di negara-negara tersebut. Berbeda dengan investor asing umumnya, yang biasanya berasal dari institusi dan memiliki kemudahan dalam membuka rekening efek di salah satu sekuritas serta telah memiliki strategi mitigasi risikonya.
Lebih lanjut, Jeffrey menyatakan bahwa sudah ada minat dari MI asing untuk menerbitkan ETF yang berdasarkan pada indeks IDX30, LQ45, atau indeks utama dari bursa lainnya. “Untuk indeksnya, MI yang bersangkutan yang memilih,” ujar ia.
Namun, Jeffrey belum mengungkapkan target waktu peluncuran perdana ETF Indonesia di luar negeri. Target tersebut akan sangat bergantung pada kesiapan dari MI asing yang terlibat. Saat ini, BEI sudah memiliki Memorandum of Understanding (MoU) dengan bursa tempat peluncuran ETF Indonesia.