Tiga Bankir BUMN Masuk Kandidat Menkeu, Ini Kata Erick Thohir

ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/Spt.
Menteri BUMN Erick Thohir
Penulis: Syahrizal Sidik
4/3/2024, 18.26 WIB

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir merespons perihal beredarnya empat nama kandidat Menteri Keuangan pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. 

Dari keempat nama itu, tiga di antaranya berkiprah di perbankan BUMN. Seperti Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, adalah mantan Direktur Utama Bank Mandiri, Royke Tumilaar saat ini menjabat sebagai direktur Bank Negara Indonesia. 

Selanjutnya, ada nama Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, yang juga eks direktur utama Bank Mandiri. Di luar dari tiga nama itu, ada sosok Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar. Ia sebelumnya pernah menjabat wakil menteri keuangan dan wakil menteri luar negeri. 

“Ya, ini figur-figur yang sangat bagus menurut saya," ucap Erick di Jakarta. 

Meski begitu, dari keempat nama yang muncul itu, mantan pemilik dan presiden klub Inter Milan itu tak bisa menetapkan siapa yang nantinya akan dipilih masuk kabinet Prabowo - Gibran sebagai bendahara negara. 

"Saya bukan posisinya untuk menilai itu, pasti ada otoritas yang lebih mengerti. Empat-empatnya bagus," kata Erick.

Prabowo Subianto membidik mantan bankir di pos menteri keuangan. Tidak ada nama Sri Mulyani dalam kandidat tersebut. Yang pasti, dia mencari teknokrat yang dapat mengamankan pendanaan untuk janji kampanyenya sambil menjaga kehati-hatian fiskal.

Keempat nama ini, seperti diberitakan Bloomberg dianggap paling cocok untuk peran tersebut karena keahlian keuangan mereka serta kepemimpinan yang efektif.  Prabowo tidak akan melibatkan posisi menteri keuangan dalam pembicaraan politik apapun, karena ia melihat posisi tersebut sebagai di atas politik dan memerlukan kecerdasan dalam mengelola anggaran, tambah mereka.

Menteri keuangan baru nantinya akan menggantikan Sri Mulyani Indrawati, satu-satunya wanita yang pernah diangkat ke posisi tersebut sejak kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945. Dia memimpin ekonomi melalui gejolak yang disebabkan oleh pandemi, memulai monetisasi utang yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mendanai pengeluaran stimulus dan kemudian mengurangi defisit anggaran kembali dalam batas aman setahun lebih cepat dari yang dijanjikan.

Siapapun yang akhirnya menduduki posisi tersebut akan memiliki tanggung jawab besar untuk membantu Prabowo mengarahkan ekonomi terbesar di Asia Tenggara di tengah risiko geopolitik dan gangguan rantai pasokan yang timbul dari rivalitas AS-Cina. 

“Orang tersebut harus menjaga disiplin fiskal, yang telah menjadi penting dalam menstabilkan rupiah dan meyakinkan investor asing, sambil mengamankan pendanaan yang cukup untuk rencana pengeluaran besar Prabowo,” tulis Bloomberg, dikutip Senin (4/3)

Gebrakan pengeluarannya dapat mencapai 460 triliun rupiah ($29 miliar), lebih dari seluruh defisit anggaran tahun 2023. Program tersebut berfokus pada peningkatan hasil kesehatan dan pendidikan dengan rencana memberikan makan siang dan susu gratis kepada lebih dari 80 juta anak.