Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan saham PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) mulai Senin ini (18/3).
Berdasarkan pengumuman yang disampaikan otoritas bursa, suspensi saham tersebut lantaran terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham NIKL.
"Dalam rangka cooling down, sebagai bentuk perlindungan bagi investor, BEI memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham PT Pelat Timah Nusantara Tbk," tulis BEI, dikutip Senin (18/3).
Dalam pertimbangannya, penghentian sementara perdagangan NIKL tersebut dilakukan di pasar reguler dan pasar tunai, dengan tujuan untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya di saham perseroan.
"Para pihak yang berkepentingan diharapkan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh perseroan," imbuh BEI.
Merujuk data BEI, saham Pelat Timah Nusantara atau Latinusa dalam sepekan terakhir ini meningkat 98,47%. Sedangkan, pada sebulan ini sahamnya melesat 106,35% ke level Rp 520 per unit. Nilai kapitalisasi pasarnya terangkat menjadi Rp 1,31 triliun.
Perusahaan ini memulai debut perdananya di bursa saham pada Desember 2009 lalu dengan melepas 504,57 juta lembar saham dengan harga Rp 325 per unit. Sehingga, korporasi yang memproduksi tinplate ini meraup dana IPO Rp 164,02 miliar.
Nippon Steel Corporation adalah pemegang saham pengendali dengan kepemilikan 35% bersama Mitsui Co Ltd 10%, Nippon Steel Trading Co Ltd 5%, dan Metal One Corporation 5%. Sementara, pemegang saham lainnya adalah PT Krakatau Steel 20,10%, PT ASABRI (Persero) 10,30% dan pemegang saham publik 14,60%.