Salah satu pemegang saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), GoTo Peopleverse Fund (GPF) rajin mengurangi porsi kepemilikan sahamnya di emiten teknologi tersebut. Pemangkasan itu terjadi jelang pengumuman hasil laporan keuangan tahun buku 2023 yang akan dirilis hari ini, Selasa (19/3).
Berdasarkan publikasi Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mengenai laporan investor dengan kepemilikan saham di atas 5% pada Senin (18/3) kemarin, GPF menjual sebanyak 8,19 juta saham GOTO.
Transaksi tersebut dibantu oleh Stockbit Sekuritas Digital. Dari lego saham tersebut, kepemilikan saham GPF menjadi 62,05 miliar saham pada 18 Maret 2024. Secara persentase masih di 5,16%.
Sebelumnya, GPF juga melepas sebanyak 10,41 juta lembar saham GOTO. Transaksi dibantu oleh Stockbit Sekuritas Digital. Aksi lego saham itu menyebabkan kepemilikan saham GPF di GOTO menjadi 62,05 miliar saham pada 14 Maret 2024. Dari sebanyak 62,07 miliar saham pada 1 hari sebelumnya.
Perlu diketahui, GPF bukanlah investor institusi yang melakukan transaksi jual beli saham untuk kepentingan meraih keuntungan dari investasinya. Lembaga ini awalnya bernama United Equity Fund Holding yang beralamat di Caymand Island, kemudian berganti menjadi GoTo Peopleverse pada 2021. GPF berperan dalam mengadministrasikan saham milik karyawan, konsultan, hingga manajemen kunci melalui hak opsi hingga program insentif jangka panjang.
Di samping itu, pemegang saham GOTO lainnya dengan persentase di atas 5% yakni Taobao China Holding Limited dan SVF GT Subco (Singapura) Pte terpantau masih bertahan dengan kepemilikan sahamnya.
Taobao tercatat menggenggam 88,53 miliar saham GOTO atau setara 7,37%. Sedangkan perusahaan investasi raksasa global Softbank lewat anak usahanya SVF GT Subco menguasai 91,10 miliar atau setara 7,58%.
Di sisi lain, pada perdagangan saham hari ini pukul 14.27 WIB, saham GOTO terpantau merosot 1,37% ke level Rp 72 per lembar. Volume perdagangannya tercatat 2,03 miliar dengan nilai transaksi Rp 147,41 miliar dan niai kapitalisasi pasarnya sebesar Rp 86,50 triliun.