Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan antusias penghimpunan dana di pasar modal masih sangat besar. Salah satunya minat perusahaan untuk melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) hingga obligasi.
"Terdapat 123 pipeline penawaran umum dengan perkiraan nilai indikator Rp 59,68 triliun," kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon Inarno Djajadi dalam konferensi pers virtual Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK, Senin (2/4).
Dari jumlah tersebut, OJK mencatat calon emiten yang berencana melaksanakan IPO ada sebanyak 78. Hingga 28 Maret 2024, tercatat penawaran umum mencapai Rp 48 triliun dengan tambahan 15 emiten baru.
Selain antusiasme penghimpunan dana, dia turut menyampaikan jika pasar saham domestik sampai dengan 28 Maret 2024 melanjutkan tren penguatan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,22% year to date ke level 7.288,81.
Sementara nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp 11.692 triliun atau naik 0,15% year to date. Serta membukukan pembelian bersih sebesar Rp 28,28 triliun. Lalu di sisi likuiditas transaksi, rata-rata nilai transaksi pasar saham tercatat Rp 10,98 triliun.
Di sisi lain dalam industri pengelolaan investasi, nilai dana kelolaan atau asset under management (AUM) pengelolaan investasi per 27 Maret tercatat sebesar Rp 818,17 triliun. Nilai ini turun 0,80% year to date dengan nilai aktiva bersih sebesar Rp 488,73 triliun atau turun 2,54% dan penjualan bersih atau net redamption Rp 29,95 triliun.
Sebelumnya OJK mencatat terdapat 86 penawaran umum dalam pipeline regulator yang berpotensi menghimpun pendanaan Rp 56,83 triliun.
“Di antaranya merupakan rencana pencatatan saham perdana (IPO) oleh emiten baru sebanyak 56 perusahaan,” kata Inarno dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner OJK, Senin (4/3).