PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk (ATLA) resmi mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (16/4). Perusahaan menjadi emiten ke-21. di bursa pada tahun ini dan menunjuk PT Artha Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Pada debut perdananya, saham ATLA dibuka menguat ke level Rp 132 per lembar. Kemudian, sahamnya melesat hingga sentuh Auto Reject Atas (ARA) 35% ke level Rp 135 per lembar saham pada pukul 09.06 WIB. Dalam penawaran umum perdana saham ini, perusahaan mematok harga IPO Rp 100 per lembar. Nilai ini merupakan batas bawah dari harga bookbuilding di rentang Rp 100–120 per lembar.
Selain itu, dalam aksi korporasi ini, ATLA melepas sebanyak 1,2 miliar saham atau setara 19,36% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Dengan demikian, MHKI bisa meraup dana segar sebanyak-banyaknya Rp 120 miliar lewat IPO.
Volume saham yang diperdagangkan tercatat 74,90 juta dengan nilai transaksinya Rp 10,10 miliar. Sementara frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 3.923 kali. Adapun kapitalisasi pasar Atlantis Subsea Indonesia pagi ini senilai Rp 836,93 miliar.
Direktur Utama Atlantis Subsea Indonesia, Yophi Kurniawan Iswanto mengatakan langkah IPO ini perlu demi mendukung sumber pendanaan ATLA dalam memenuhi kebutuhan modal kerja. Selain itu, kata Yophi, hal ini akan membuat perseroan memiliki daya saing yang relatif lebih baik dan meningkatkan transparansi dan akuntabilitas ATLA agar memiliki Good Corporate Governance (GCG) yang baik.
“Dengan demikian ke depannya perseroan akan lebih dapat meningkatkan pendapatan perseroan. Pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan profit dan meningkatkan untuk menghadapi tantangan ekspansi di masa depan,” kata Yophi di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (16/4).
Setelah IPO, Ia menyebut perusahaan akan tetap membuka diri terhadap potensi bisnis agar bisa berkembang. Perusahaan melihat potensi ke depan dari survei dan inspeksi masih sangat besar. Tak hanya pada minyak dan gas, kata Yophi, untuk energi baru terbarukan pun membutuhkan survei dan inspeksi, momentum IPO ini akan memberikan percepatan kepada ATLA untuk tumbuh sekaligus memperkuat pondasi keuangan perusahaan.
Secara bersamaan, perseroan juga menerbitkan sebanyak 1,74 miliar waran seri I atau sebanyak 34,80% dengan harga pelaksanaan Rp 300 dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh. Setiap pemegang 20 saham baru perseroan berhak memperoleh 29 waran seri I. Di mana setiap satu saran seri I memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru ATLA yang dikeluarkan dalam portepel. Total dana dari saran seri I adalah sebanyak-banyaknya Rp 522 miliar.
Sementara dana hasil IPO saham yang akan diterima oleh perseroan, setelah dikurangi biaya-biaya emisi yang berhubungan dengan penawaran umum, seluruhnya akan digunakan sebagai berikut:
- Sekitar 36,74% akan digunakan untuk pembelian peralatan guna menunjang kegiatan operasional perseroan.
- Sisanya akan digunakan oleh perseroan untuk modal kerja seperti biaya instalasi peralatan (biaya sewa peralatan, biaya dukungan teknis, pekerjaan pengawasan dan supervisi teknis), biaya tenaga ahli, biaya penelitian dan survei, biaya perlengkapan survei, biaya transportasi dan akomodasi, biaya pemeliharaan, biaya sewa, gaji karyawan dan lain-lain.
PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk berdiri pada tahun 2016 dengan fokus pada menyediakan dukungan survei multidisiplin, khususnya di sektor-sektor seperti minyak dan gas, energi, termasuk energi terbarukan, serta infrastruktur kelautan. Perusahaan ini juga menjalin kemitraan strategis dengan perusahaan-perusahaan di berbagai negara, yang memungkinkan perusahaan untuk melakukan survei dan penelitian kelautan di seluruh dunia.