PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mencatatkan laba bersih sebesar Rp 5,3 triliun per kuartal pertama 2024. Laba perusahaan meningkat 3,3% secara kuartalan dan menguat 2% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023.
Pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) tercatat turun 9,77% yoy menjadi Rp 9,39 triliun. Hal ini terutama akibat membengkaknya beban bunga sebesar 47,5% yoy. Sementara itu, Pendapatan Operasional Sebelum Pencadangan atau Pre-Provision Operating Profit (PPOP) turun 5,4% menjadi Rp 8,2 triliun.
Menurut laporan kinerja BBNI, kenaikan laba bersih BBNI pada kuartal pertama 2024 terutama didorong oleh beban provisi yang turun 29% menjadi Rp 1,7 triliun.
Dari segi operasional, kredit disalurkan tumbuh 9,6% yoy. Hal ini sejalan dengan panduan manajemen di level 9% sampai dengan 11% dan target industri dari Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan yakni 9% dan 12%.
Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) meningkat 4,9% secara tahunan. Hal ini didorong oleh peningkatan Current Account Saving Account (CASA) atau dana murah yakni 6% secara tahunan dan deposito 2,4% secara tahunan.
Di sisi lain, Net Interest Margin (NIM) atau marjin bunga bersih turun ke level 4,0% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang turun ke level 4,7%. Selain itu dalam kinerja BNI tercatat jika beban bunga membengkak, terutama didorong oleh naiknya cost of funds menjadi 2,8%. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelum 1,9%. Dari sisi kualitas aset, Non–Performing Loan secara gross tercatat turun menjadi 2% dari sebelumnya yakni 2,8%.
Investment Analyst Lead Stockbit Rahmanto Tyas Raharja mengatakan, hasil laba bersih BBNI pada kuartal pertama 2024 di bawah ekspektasi karena hanya mencapai 22,5% dari konsensus proyeksi kinerja sepanjang tahun 2024 di level Rp 23,6 triliun.
"Selain itu, kami menilai performa operasional BBNI sebagai hasil yang netral. Hal tersebut karena meskipun beberapa metrik operasional mencapai hasil yang positif, profitabilitas BBNI tetap terkompresi," kata Rahmanto dalam risetnya, Senin (29/4).