Wall Street Cetak Rekor, Inflasi AS Lebih Rendah dari Perkiraan

Antara
Ilustrasi - Bursa Wall Street. ANTARA/Reuters/Mike Segar
16/5/2024, 06.42 WIB

Indeks bursa Amerika Serikat (AS) ditutup melesat pada perdagangan Rabu (15/5) dengan S&P 500 dan Nasdaq Composite mencapai rekor tertinggi. Kenaikan indeks Wall Street ini didorong oleh laporan inflasi konsumen AS yang lebih rendah dari perkiraan sehingga memperkuat ekspektasi penurunan suku bunga Bank Sentral AS.

 Indeks pasar S&P 500 melesat 1,17%, menembus angka 5.300 untuk pertama kalinya dan ditutup pada 5.308,15. Nasdaq Composite, yang didominasi oleh saham teknologi, terapresiasi 1,40% dan ditutup pada 16.742,39. Sementara Dow Jones Industrial Average naik 349,89 poin, atau 0,88%, dan berakhir di 39.908,00.

Ketiga indeks utama tersebut mencapai rekor penutupan baru. Sejak awal tahun, ini merupakan rekor penutupan ke-23 bagi S&P 500, rekor ke-18 bagi Dow Jones, dan rekor kedelapan bagi Nasdaq.

Seiring dengan hal itu, indeks harga konsumen AS pada April naik sebesar 0,3%, sedikit lebih rendah dari perkiraan awal Dow Jones yang memprediksi kenaikan 0,4%. Apabila melihat secara tahunan, indeks ini meningkat 3,4%, sesuai dengan ekspektasi. 

Sementara angka bulanan dan tahunan untuk inflasi inti, yang mengecualikan harga makanan dan energi yang bergejolak, juga sesuai dengan perkiraan. Penjualan ritel tetap datar pada April, di bawah prediksi ekonom yang memperkirakan lonjakan sebesar 0,4%.

Pasar Prediksi Penurunan Suku Bunga

Kedua laporan tersebut mendorong ekspektasi penurunan suku bunga Federal Reserve dalam waktu dekat. Menurut CME FedWatch Tool, Data perdagangan berjangka dana Fed menunjukkan bahwa ada kemungkinan sebesar 75,3% bank sentral AS akan menurunkan suku bunga pada pertemuan September. Persentase ini meningkat dari ekspektasi sebelumnya sebesar 65,1%.

Pakar Strategi Investasi Senior di Macro Institute, Brian Nick, pasar sangat berharap laporan-laporan inflasi terbaru menunjukkan hasil yang moderat. Angka-angka ini memperkuat argumen bagi Federal Reserve untuk mulai menurunkan suku bunga tahun ini.

"Perusahaan-perusahaan seperti Nvidia dan banyak perusahaan dengan pertumbuhan yang lebih tinggi akan mendapatkan keuntungan dari penurunan suku bunga," Nick dikutip CNBC, Kamis (16/5). 

 Setelah pengumuman angka inflasi, pemimpin pasar seperti Nvidia mengalami kenaikan saham sebesar 3,6%. Raksasa teknologi lainnya seperti Apple dan Microsoft juga naik lebih dari 1%.

 Seiring dengan hal itu, imbal hasil pada Treasury AS bertenor 10 tahun dan 2 tahun turun setelah rilis laporan ekonomi. Suku bunga pada obligasi 10 tahun terkoreksi sekitar 10 basis poin menjadi 4,344%, sedangkan imbal hasil Treasury bertenor 2 tahun terakhir berada di 4,726% setelah turun sekitar 9 basis poin.

Di samping itu, saham-saham menguat pada tahun ini, didorong oleh ekspektasi penurunan suku bunga The Fed dan antusiasme investor terhadap kecerdasan buatan serta potensinya untuk meningkatkan laba. S&P 500 naik lebih dari 11% sejak awal tahun.

Namun, indeks pasar secara luas sempat tersendat bulan lalu akibat kekhawatiran inflasi yang tinggi yang menekan ekuitas. Kekhawatiran tersebut dengan cepat mereda berkat data baru dan komentar dari pejabat The Fed yang menunjukkan bahwa kenaikan suku bunga tidak mungkin terjadi dalam waktu dekat.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila