Saham emiten energi terbarukan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) langsung anjlok 10% pada perdagangan Selasa ini (29/5). Kejatuhan saham BREN terjadi setelah otoritas bursa mencabut suspensi perdagangan sahamnya.
Berdasarkan pengumuman yang disampaikan Kepala Divisi Pengawasan Transaksi Bursa Efek Indonesia (BEI) Yulianto Aji Sadono dan Kepala Divisi Pengaturan & Operasional Perdagangan, Pande Made Kusuma Ari A, pada Senin (28/5), saham BREN dapat kembali diperdagangkan berdasarkan penilaian bursa.
“Dengan ini diumumkan bahwa suspensi atas perdagangan saham PT Barito Renewables Energy Tbk di pasar reguler dan pasar tunai dibuka kembali mulai perdagangan sesi I tanggal 29 Mei 2024,” tulis pengumuman bursa, dikutip Selasa (29/5).
Hingga berakhirnya sesi pertama, saham milik orang terkaya di Indonesia, Prajogo Pangestu itu anjlok 10% ke level Rp 10.125 per sahamnya dengan nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp 1.354 triliun. Nilai kapitalisasi ini menjadi yang terbesar di bursa melampaui PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Data perdagangan menunjukkan, nilai transaksi saham BREN mencapai Rp 32,24 miliar dengan volume sebanyak 3,18 juta lembar dan frekuensi sebanyak 368 kali. Bila melihat kinerja sahamnya sejak awal tahun mengalami kenaikan 35,45%. Sedangkan, pada enam bulan terakhir, saham BREN melesat 136%.
Sebelumnya, manajemen BREN sempat menyampaikan penjelasan yang menjadi penyebab melonjaknya harga saham perusahaan hingga akhirnya berujung suspensi.
Direktur dan Corporate Secretary BREN, Merly, menyampaikan sektor usaha di bidang energi baru terbarukan merupakan sektor yang tengah mendapat perhatian luas secara global dan sangat diminati.
Saat ini, kata dia, tidak banyak saham di sektor usaha energi terbarukan yang mencatatkan sahamnya di bursa yang dapat memberikan pilihan kepada investor yang ingin berinvestasi di sektor energi terbarukan.
Tak hanya itu, Merly mengungkapkan, investor memiliki keinginan untuk menjadi pemegang saham BREN dalam jangka panjang. “Termasuk adanya kewajiban kepada institusi atau industri tertentu untuk memiliki portofolio investasi di sektor renewables energy,” ujarnya.
Selain itu, meningkatnya harga dan volume transaksi yang terjadi dalam 2 bulan terakhir ditengarai akibat masuknya saham BREN ke dalam S&P Global Clean Energy Index & iShares Clean Energy pada 19 April 2024.