Emiten Lo Kheng Hong ANJT Siapkan Capex Rp 601 M, Buat Apa Saja?

Dokumentasi perseroan
Jajaran Direksi dan Komisaris PT Austindo Nusantara Jaya Tbk
5/6/2024, 20.44 WIB

PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) menganggarkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$ 36,8 juta atau Rp 601,98 miliar. Sebagian besar belanja emiten perkebunan sawit itu dialokasikan untuk beberapa program yang mendukung peningkatan produktivitas perusahaan.

Direktur Keuangan ANJT, Nopri Pitoy mengatakan belanja modal digunakan untuk program penanaman kembali di perkebunan Pulau Belitung dan Sumatra Utara I. Kemudian anggaran tersebut juga untuk mendanai kompensasi lahan di perkebunan ANJT di Sumatra Selatan.

Capex tersebut juga digunakan untuk membangun perumahan karyawan, pembangkit listrik untuk pabrik di perkebunan Papua Barat Daya, serta penguatan tanggul sungai di perkebunan Sumatra Utara II untuk penanggulangan banjir.

Nopri menyebut program-program tersebut akan meningkatkan produktivitas perusahaan di masa depan.  ANJT juga akan melanjutkan program-program terkait strategi mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim yang telah dijalankan sejak 2012.

“Dengan mengintegrasikan praktik ESG kedalam strategi bisnis perusahaan untuk mencapai target nol emisi karbon net zero emissions pada tahun 2030," kata Nopri dalam Paparan Publik Austindo Nusantara Jaya di Jakarta, Rabu (5/6). 

Sejalan dengan hal itu, emiten investor kawakan Lo Kheng Hong itu optimistis produksi Crude Palm Oil (CPO) atau minyak kelapa sawit dalam jangka panjang akan terus meningkat. Hal itu seiring dengan profil usia perkebunan yang masih berada pada usia produksi prima. 

Kemudian Nopri juga menyebut ANJT akan terus memaksimalkan sumber daya yang dimiliki untuk mencapai target produksi CPO sekitar 300.000 mt di tahun ini. Hal ini didukung dengan kombinasi produktivitas perkebunan inti dan didukung oleh peningkatan pembelian Tandan Buah Segar (TBS) dari petani.

"Kami memproyeksikan perbaikan kinerja produksi dalam bulan-bulan mendatang seiring dengan terselesaikannya masalah di beberapa perkebunan kami," kata Nopri.

 
Reporter: Nur Hana Putri Nabila