Papan Pemantauan Khusus FCA Buat Investor Resah, Dirut BEI: No Comment

Wahyu Dwi|Katadata
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman.
6/6/2024, 15.17 WIB

Bursa Efek Indonesia (BEI) enggan berkomentar perihal Papan Pemantauan Khusus (PPK) dengan skema Full Call Auction (FCA) yang belakangan ini terus menjadi sorotan dan membuat resah pelaku pasar. 

Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan hal tersebut sudah berada di peraturan teknisnya.“No comment, ini lagi (acara) syariah, astagfirullah,” kata Iman, kepada wartawan usai paparan acara Sharia Investment Week (SIW) 2024 bertajuk “Insights into Action: Optimizing Investment in Islamic Capital Market” di Main Hall BEI, Jakarta, Kamis (6/6). 

Kegundahan investor terungkap dari pesan yang mereka sampaikan melalui kiriman karangan bunga kepada otoritas bursa agar meninjau aturan itu. Berdasarkan pantauan Katadata.co.id pada Kamis (30/5), misalnya, terdapat dua karangan bunga di lobby BEI.

Karangan bunga tersebut berasal dari Dayat Subagja dan keluarga yang tertulis “Rest in peace kebijakan Full Call Auction BEI." Karangan bunga lainnya dengan pengirim Devin Hutapea dan kawan-kawannya bertuliskan, “Yth. Pimpinan BEI, tolong ubah Full Call Auction enggak kondusif buat market”. 

Kemudian, hingga Senin (3/6) karangan bunga terus berdatangan. Namun, pihak keamanan BEI dengan sigap memutar balikkan karangan bunga tersebut agar tidak dilihat orang. 

Kegelisahan yang sama juga turut disuarakan investor dengan beredarnya petisi daring di laman Change.org. Investor meminta agar peraturan papan pemantauan khusus dihapuskan. Hingga Kamis (6/6) siang, sebanyak 15.505 orang memberikan dukungan dalam petisi ini. 

Sejatinya, papan pemantauan khusus full call auction diluncurkan untuk perusahaan tercatat dengan kriteria tertentu sebagai upaya meningkatkan likuiditas saham dan upaya BEI melindungi investor. Namun, hal itu justru mengancam investor sebab skemanya dinilai mirip permainan judi togel.

Investor keberatan terhadap sistem tersebut karena dianggap membuat pasar saham menjadi tidak stabil dan sulit diprediksi, mirip dengan permainan judi daripada investasi jangka panjang yang seharusnya aman. 

Penyebab diluncurkannya petisi ini karena dalam papan pemantauan khusus full call auction, informasi tentang tawaran beli atau bid dan tawaran jual atau ask tidak tersedia. Oleh karena itu, investor hanya dapat mengandalkan data Indicative Equilibrium Price (IEP) dan Indicative Equilibrium Volume (IEV) untuk memperkirakan harga dan volume saham yang akan dipasangkan.

Selain itu, mereka meminta kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mencabut peraturan papan full call auction guna menjaga stabilitas pasar saham dan melindungi para investor. “Tandatangani petisi ini jika Anda setuju bahwa Peraturan Papan Full Auction harus dihapuskan!” demikian tertulis dalam laman Change.org, dikutip Kamis (6/6).

Secara terpisah, Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengatakan masuk dan keluarnya saham pemantauan khusus FCA ada sebelas kriteria. Jika memenuhi satu atau lebih pada 11 kriteria tersebut akan masuk ke dalam papan pemantauan khusus dan mekanisme perdagangannya dengan sistem FCA.

Atas kritikan dari pelaku pasar itu, Jeffrey menyampaikan jika sosialisasi telah dilaksanakan sejak 25 Maret baik melalui anggota bursa, media, bahkan kesempatan-kesempatan lainnya. "Jika masih dirasa kurang sosialisasinya kami akan melakukan sosialisasi terus menerus," kata Jeffrey kepada Katadata.co.id, dikutip Selasa (4/6).


Reporter: Nur Hana Putri Nabila, Patricia Yashinta Desy Abigail