Indeks bursa Amerika Serikat Wall Street melemah pada perdagangan Jumat (7/6). Padahal, laporan ketenagakerjaan AS lebih kuat dari perkiraan.
Salah satu indeks saham di Wall Street, S&P 500 turun 0,11% menjadi 5.346,99 setelah mencapai level tertinggi sepanjang masa di awal sesi. Dow Jones Industrial Average turun 87 poin menjadi 38.798,99 dan Nasdaq Composite melorot 0,23% menjadi 17.133,13.
Meski begitu, ketiga indeks utama di Wall Street tersebut mencatatkan kenaikan dalam seminggu terakhir. Dow Jones terapresiasi 0,29%, S&P 500 1,32%, dan Nasdaq naik 2,38%.
Saham-saham berhasil rebound dari tekanan di awal sesi setelah laporan pekerjaan yang dirilis pada Jumat. Laporan ini menyebabkan imbal hasil surat utang pemerintah tenor 10 tahun meningkat lebih dari 0,15%.
Saham pembuat cip berbasis kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) Nvidia turun tipis pada Jumat, meskipun masih mencatat kenaikan 10% dalam sepekan. Saham ini mencapai rekor tertinggi pada Kamis setelah kapitalisasi pasarnya tembus US$ 3 triliun untuk pertama kalinya pada Rabu.
Investor masih mencermati arah kebijakan suku bunga The Fed. Selain itu, ada kekhawatiran dari para pelaku pasar bahwa reli yang terjadi di bursa akhir-akhir ini hanya ditopang oleh saham-saham raksasa teknologi. Sementara saham-saham lainnya tidak menunjukkan pergerakan serupa.
Ada juga kekhawatiran pasar terhadap ketidakpastian politik AS yang bisa menyebabkan bursa gonjang-ganjing. Joe Biden, yang bakal maju sebagai kandidat dari Partai Demokrat dan lawannya, Donald Trump dari Partai Republik akan melaksanakan debat pertama pada 27 Juni mendatang. Ini berarti tiga bulan lebih awal dibandingkan jadwal yang disarankan oleh Komisi Debat Presiden AS.
Penyerapan Tenaga Kerja
Non-Farm Payroll atau NFP bertambah 272 ribu pada Mei atau melebihi perkiraan analis di Dow Jones 190 ribu maupun kenaikan pada April 175 ribu. NFP adalah data tingkat ketenagakerjaan di Amerika serikat selain dari sektor pertanian, pemerintahan, rumah tangga, dan lembaga-lembaga nirlaba.
Menurut laporan CNN, industri jasa menyumbang sebagian besar kenaikan lapangan pekerjaan pada Mei lalu. Sebanyak 83.000 pekerja terserat di sektor perawatan kesehatan dan bantuan sosial. Sektor perawatan kesehatan, pemerintahan, serta pariwisata dan perhotelan menyumbang 60% dari kenaikan penyerapan tenaga kerja pada bulan Mei.
Nick Bunker, Direktur Riset Ekonomi untuk Amerika Utara di Indeed Hiring Lab, menyebut sektor yang sensitif terhadap suku bunga seperti konstruksi dan manufaktur juga menambah lapangan pekerjaan.
Upah rata-rata pekerja per jam meningkat 0,4% bulan lalu dan naik 4,1% dibandingkan tahun lalu. Akan tetapi, tingkat pengangguran naik menjadi 4%, meskipun lapangan kerja meningkat.
Para investor sebelumnya berharap angka-angka pekerjaan tercatat lebih lemah, sehingga mendorong bank sentral Amerika The Fed memangkas suku bunga acuan pada akhir tahun.
Meski begitu, pasar tenaga kerja yang kuat membuat investor Wall Street yakin bahwa ekonomi bisa terus tumbuh tanpa perlu suku bunga yang lebih rendah. Mantan Direktur Dewan Ekonomi Nasional Gary Cohn mengatakan, pada akhirnya, semua ini berkaitan dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto alias PDB, pendapatan perusahaan, dan kesejahteraan konsumen.
“Dan itu akan menang dalam jangka panjang,” kata Cohn dikutip CNBC Internasional, Senin (10/6).
Laporan data tenaga kerja Amerika itu muncul setelah Bank Sentral Eropa memangkas suku bunga untuk pertama kali sejak 2019 pada Kamis (6/6). Hal ini membuat investor memperkirakan, The Fed melonggarkan kebijakan.
The Fed akan mengumumkan keputusan tentang suku bunga minggu depan setelah pertemuan Komite Pasar Terbuka Fed (FOMC) pada 11-12 Juni.