Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengumumkan lima calon yang terpilih menjadi Dewan Komisaris PT Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode 2024 hingga 2028. Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK 2017-2022 Nurhaida hingga Pengacara Yozua Makes ada di dalam daftar tersebut.
Berdasarkan keterangan resmi bursa, Manajemen BEI mengatakan keputusan itu berdasarkan surat dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) nomor: SR-6/D.04/2024 tertanggal 12 Juni 2024.
Dalam daftar tersebut terdapat nama Nurhaida, Wakil Ketua OJK 2017-2022, yang bakal menduduki Komisaris Utama Bursa Efek Indonesia. Ada juga nama Yozua Makes, pendiri Plataran Indonesia dan kantor hukum Makes & Patner, yang bakal menduduki jabatan komisaris BEI.
Berikut daftar dan profil singkat Calon Anggota Dewan Komisaris terpilih PT Bursa Efek Indonesia (BEI) masa jabatan 2024 hingga 2028:
Komisaris Utama: Nurhaida
Nurhaida, lahir di Padang Panjang, Sumatra Barat, pada 27 Juni 1959. Ia meraih gelar insinyur Kimia Tekstil dari Institut Teknologi Tekstil Bandung, Jawa Barat. Nurhaida meraih gelar Master of Business Administration dari Indiana University, Bloomington, Amerika Serikat.
Kariernya di pemerintahan dimulai pada 1989 ketika ia bergabung dengan Kementerian Keuangan. Pada 2006, ia menjabat sebagai Kepala Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Riil di Bapepam-LK. Selanjutnya, ia diangkat sebagai Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Kebijakan dan Regulasi Jasa Keuangan serta Pasar Modal dan Lembaga Keuangan melalui Keputusan Presiden Nomor 20/M Tahun 2011 pada 21 Januari 2011.
Pada 18 Juli 2012, melalui Keputusan Presiden Nomor 67/P Tahun 2012, Nurhaida ditetapkan sebagai Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan dilantik untuk masa jabatan 2012-2017.
Komisaris: Yozua Makes
Yozua Makes adalah CEO sekaligus salah satu pendiri Plataran Indonesia, sebuah grup perhotelan di Indonesia. Saat ini Yozua menjabat sebagai Anggota Dewan Pengawas Indonesia Investment Authority (INA) - Anggota Independen. Ia juga merupakan pendiri dan mitra pengelola di firma hukum Makes & Partners.
Yozua memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun dalam transaksi merger dan akuisisi, keuangan perusahaan, investasi asing, dan transaksi komersial internasional. Yozua Makes merupakan salah satu praktisi hukum terkenal di Indonesia.
Sejak tahun 1990, ia telah menerima berbagai penghargaan internasional dari berbagai publikasi sebagai praktisi hukum pasar modal. Salah satu pencapaiannya yang terbaru adalah masuk dalam daftar Who’s Who Legal: South East Asia 2021 di bidang Pasar Modal. Selain itu, ia juga mengajar di Fakultas Hukum Universitas Indonesia dan Universitas Pelita Harapan.
Komisaris: Mohamad Oki Ramadhana
Oki Ramadhana, lahir di Jakarta pada 28 Oktober 1971. Ia diangkat sebagai Direktur Utama PT Mandiri Sekuritas pada 6 September 2021.
Oki meraih gelar Sarjana Hubungan Internasional dari Universitas Indonesia pada tahun 1996, Magister Administrasi Bisnis (MBA) dari University of Colorado, AS, pada tahun 1998, dan gelar Doktor Manajemen Stratejik dari Universitas Indonesia pada tahun 2021.
Oki memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun di industri jasa keuangan nasional dan internasional, ia memulai karirnya di Rothschild Indonesia (1999-2004). Selanjutnya, ia menjabat sebagai Vice President di Merrill Lynch (2004-2007), Executive Director di Goldman Sachs Singapura pada tahun 2008, dan Executive Director di Goldman Sachs Asia Pasifik (2009-2011).
Oki kemudian menjadi Presiden Direktur Morgan Stanley (2011-2018) dan Presiden Direktur serta Head of Investment Banking di HSBC Sekuritas Indonesia (2018-2021).
Komisaris: Karman Pamurahardjo
Karman Pamurahardjo lahir di Jakarta dan memperoleh gelar Bachelor of Engineering dalam bidang Listrik - Elektronik dari Auckland University, Selandia Baru, pada tahun 1990. Ia juga meraih gelar MBA dalam bidang Keuangan dari University of Technology, Sydney, Australia, pada tahun 1995.
Karman memulai karirnya di Sony Electronics sebagai Group Head Engineer (1990-1993). Ia kemudian bekerja sebagai Research Analyst di PT Harita Kencana Securities, di mana ia terakhir menjabat sebagai Direktur Corporate Finance - Investment Banking (1996-2004).
Setelah itu, ia menjadi Executive Director dan Head of Corporate Finance di PT Deloitte Konsultan Indonesia, anggota Deloitte Touche Tohmatsu (2004-2008).
Karman kemudian menjabat sebagai CFO & Direktur Operasi di PT Trimegah Securities Tbk (2008-2011), Direktur Trimegah Asset Management (2008-2011), dan Direktur Investment Banking serta Debt Capital Market (2011-2013).
Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Departemen Perdagangan Derivatif Online di Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (2009-2012). Selanjutnya, ia menjadi Direktur Utama PT Profindo Asia Investama (2013-2014) sebelum memegang posisi Direktur Utama di PT Profindo Sekuritas Indonesia. Karman telah memegang Piagam CFA sejak 2001.
Saat ini, Karman menjabat sebagai Dewan Komisaris Bursa Efek Indonesia (BEI), Ketua Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (sejak 2017), serta Dewan Pengawas Yayasan Sertifikasi Pasar Modal Indonesia (LSPPMI), dan menjadi anggota beberapa komite di Lembaga Penyimpanan Efek Pusat Indonesia (LPPEI).
Komisaris: Lany Djuwita
Lany Djuwita Wong, warga negara Indonesia, diangkat sebagai Direktur Independen PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) melalui RUPS Tahunan pada 26 Juni 2018.
Sebelumnya, Lany menjabat sebagai Direktur dan Chief Financial Officer di PT Dharma Satya Nusantara Tbk dari 2016 hingga Juni 2018. Ia lalu menjabat sebagai Direktur dan CFO di PT Medco Energi Internasional Tbk dari tahun 2013 hingga 2015.
Selama masa jabatannya di Medco, ia memegang berbagai posisi termasuk direktur anak perusahaan, Kepala Keuangan Perusahaan, dan Kepala Perencanaan serta Kinerja Perusahaan. Sebelum itu, ia bekerja di PricewaterhouseCoopers sebagai Manajer Jasa Penasihat Keuangan, serta di Arthur Andersen dan Astra International.
Lany memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (Akuntansi) dari Universitas Indonesia pada tahun 1993, dan gelar Master di bidang Keuangan dari Texas A&M University, College Station, Amerika Serikat, pada tahun 1996. Dia juga telah menjadi Chartered Financial Analyst (CFA) sejak tahun 2005.
Susunan Anggota Dewan Komisaris BEI tersebut menjadi efektif setelah mendapat persetujuan dari Pemegang Saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan BEI Tahun 2024 (RUPST) yang akan berlangsung 26 Juni mendatang.
Sebelumnya, Direktur Utama BEI, Iman Rachman mengatakan siapapun komisarisnya Bursa siap untuk bekerja sama. Iman juga berharap lima dewan komisaris yang baru akan membawa Bursa lebih baik.
“Kami percaya siapapun yang dipilih OJK pasti profesional dan tujuannya adalah untuk pasar modal kita, kami direksi siap bekerja sama dengan siapapun,” kata Iman kepada wartawan di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (14/6).