IHSG Diprediksi Menguat, Analis Rekomendasikan Saham ICBP hingga PGAS

Fauza Syahputra|Katadata
Pekerja berada di dekat layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (7/6/2024). IHSG merosot 39,63 poin atau 0,57 persen ke posisi 6.935 pada penutupan perdagangan akhir pekan ini.
19/6/2024, 06.35 WIB

Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG diprediksi menguat pada perdagangan Rabu (19/6). Potensi penguatan IHSG pada kisaran 6.750-6.780.

Phintraco Sekuritas menilai potensi kenaikan IHSG tersebut bersamaan dengan proyeksi penguatan nilai tukar rupiah pasca pelemahan signifikan ke level Rp 16.395 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat lalu (14/6).

"Sentimen lain terkait klarifikasi dari tim Prabowo-Gibran atas isu bahwa pemerintahan baru yang akan menaikan rasio utang terhadap PDB menjadi 50% sebagai sesuatu yang tidak benar," tulis Phintraco Sekuritas dalam risetnya, Rabu (19/6).

Sebagai informasi, rasio utang terhadap PDB Indonesia berada pada posisi 39,57% pada posisi Desember 2022. Sementara rasio utang pada 2023 turun menjadi 38,59% dari PDB.

Phintraco Sekuritas kemudian merekomendasikan saham-saham yang sensitif terhadap suku bunga, yang kemungkinan dapat dicermati pada hari ini. “Selanjutnya, saham-saham energi juga dapat dicermati seiring tren kenaikan harga komoditas energi di pekan ini,” tulis Phintraco Sekuritas.

Berbeda dengan Phintraco Sekuritas, MNC Sekuritas justru melihat potensi IHSG terkoreksi secara terbatas pada hari ini dan akan diuji pada level 6.675-6.695.

MNC Sekuritas merekomendasikan saham PT Avia Avian Tbk (AVIA) di harga terdekat yaitu 540. Lalu buy on weakness pada saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) di harga terdekat 10.500.

Rekomendasi selanjutnya buy in weakness pada saham PT Indosat Tbk (ISAT) dengan harga terdekat 10.175. Terakhir saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) di harga terdekat 1.420.

Buy on weakness adalah membeli ketika harga saham sudah turun ke level tertentu, yang dianggap aman untuk dibeli oleh para investor.

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail