Debut IPO, Saham Indo American Seafoods (ISEA) Melesat hingga 16,80%

Bursa Efek Indonesia (BEI)
PT Indo American Seafoods Tbk (ISEA) resmi mencatatkan saham perdana atau IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (8/7).
8/7/2024, 10.29 WIB

PT Indo American Seafoods Tbk (ISEA) resmi mencatatkan saham perdana atau IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (8/7). Pada debut perdananya, saham ISEA dibuka menguat 16,80% ke Rp 294 per saham.

Perusahaan menjadi emiten ke-29 yang melantai di bursa efek pada tahun ini. Selain itu, emiten konsumer nonsiklikal ini juga menunjuk KB Valbury Sekuritas sebagai penjamin dan pelaksana emisi efek perseroan.

Setelah pembukaan, harga saham ISEA bergerak fluktuatif ke level Rp 290 per lembar saham atau naik 16% pada pukul 09.10 WIB. Volume saham emiten industri pembekuan biota air, makanan dan masakan olahan, industri berbasis daging ini mencapai 38,35 juta dengan nilai transaksi Rp 10,93 miliar.

Sementara frekuensi perdagangannya sebanyak 9.684 kali. Sedangkan kapitalisasi pasar Indo American Seafoods pada pagi ini mencapai Rp 403,10 miliar.

Perusahaan melepas 290 juta lembar saham atau sebanyak 20,86% dari total modal ditempatkan dan disetor. Saham baru dengan nominal Rp 50 dilepas pada harga Rp 250 per lembar saham. Melalui IPO ini,  perusahaan akan mengantongi dana sebesar Rp 72,50 miliar.

Bersamaan dengan IPO, perseroan juga akan menerbitkan sebanyak 145 juta Waran Seri I yang menyertai saham yang ditawarkan atau sebesar 13,18% dari total jumlah saham ditempatkan. Total nilai hasil pelaksanaan Waran Seri I sebanyak-banyaknya mencapai Rp 32,48 miliar.

Direktur Utama Indo American Seafoods Ibnu Syena Alfitra menilai Indonesia memiliki peluang yang sangat besar untuk melakukan ekspansi perdagangan untuk produk hasil perikanan di pasar dunia karena memiliki potensi hasil perikanan yang melimpah, baik dari perikanan tangkap maupun perikanan budidaya.

Hal ini tercermin dari ekspor perikanan Indonesia mencapai US$ 2,8 miliar pada periode Januari - Juni 2023. Dari realisasi itu, udang sebagai komoditas utama yang diekspor, terutama ke Amerika Serikat sekitar 70% serta Jepang sekitar 19%.

Target di Tahun 2024

Direktur Keuangan ISEA Ibnu Surya Ramadhan juga menyampaikan bahwa pemerintah menargetkan produksi udang nasional sebesar 2 juta ton pada 2024. Untuk mencapai target itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong program pemodelan budidaya udang terintegrasi dan revitalisasi tambak.

Sejalan dengan target dan program pemerintah tersebut, perusahaan tidak hanya memastikan produk sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI), tetapi juga memenuhi persyaratan dari negara tujuan.

Selain karena potensi Indonesia sebagai negara maritim yang besar dan dukungan pemerintah untuk menjamin mutu hasil perikanan, ISEA diuntungkan dengan kondisi nilai tukar dolar yang menguat karena pendapatan usaha perseroan 98,5% berasal dari segmen ekspor, sementara biaya operasional dalam mata uang rupiah.

“Dengan kondisi tersebut, manajemen semakin optimistis untuk menjaga kinerja keuangan perusahaan yang berkelanjutan ke depannya,"ucap Surya.

Rencana Usai IPO

Seluruh dana yang diperoleh dari IPO setelah dikurangi seluruh biaya-biaya emisi, akan digunakan seluruhnya oleh perseroan untuk modal kerja. Modal kerja yang dimaksud adalah sebagai berikut:

  1. 90,00% akan digunakan untuk pembelian bahan baku langsung maupun bahan baku pembantu. Bahan baku langsung mencakup pembelian udang dan bahan baku pembantu meliputi master karton, polybag, tray, tepung serta bahan tambahan pangan dari pemasok yang merupakan pihak penjual perorangan maupun penjual berbentuk badan hukum.
  2. Sekitar 5% akan digunakan untuk biaya penjualan dan pemasaran
  3. Sekitar 4,85% akan digunakan untuk biaya perawatan dan biaya utilitas
  4. Sisanya akan digunakan untuk biaya keperluan kantor, terutama untuk pembelian dan penggantian peralatan elektronik serta penunjang lainnya yang diperlukan untuk mendukung aktivitas kantor perusahaan

Rencananya, seluruh dana yang diperoleh dari pelaksanaan Waran Seri I, akan digunakan untuk modal kerja, yaitu pembelian bahan baku baik bahan baku langsung maupun bahan baku pembantu.

Selain itu, perseroan berencana untuk membagikan dividen kas sekurang-kurangnya satu kali dalam setahun. Manajemen ISEA bakal membayarkan dividen kas maksimum 30% dari laba bersih untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2024 yang akan dibagikan pada tahun 2025.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila