JP Morgan menaikkan peringkat investasi untuk bursa Malaysia menjadi "netral" dari sebelumnya "underweight". Perkembangan investasi di sektor data center, kendaraan listrik, dan energi surya menjadi faktor-faktor yang mendasari pertimbangan JP Morgan.
JP Morgan menyebut peluang investasi di sektor data center di Malaysia ramai dibicarakan oleh investor asing karena menawarkan sektor yang berbeda dan ide-ide untuk dimainkan.
"Data center adalah salah satu yang dibicarakan semua orang. Penang telah membuktikan diri mereka sebagai pusat teknologi secara keseluruhan," Rajiv Batra, Kepala Strategi Ekuitas Asia-Pasifik (di luar Jepang/Cina) di JP Morgan, kepada "Squawk Box Asia" di CNBC pada Rabu (10/7).
Batra juga menyebut banyak investor melirik peluang di sektor kendaraan listrik dan energi terbarukan di Malaysia, salah satunya energi surya. Bank investasi ini mengatakan bahwa Malaysia berkembang dengan laju yang jauh lebih kuat dari yang diperkirakan.
Hal itu mendorong JP Morgan untuk meningkatkan peringkat Malaysia menjadi "netral" dari "underweight" pada minggu lalu. JP Morgan juga menaikkan targetnya untuk Indeks Komposit Kuala Lumpur (KLCI).
Rekomendasi netral berarti JP Morgan melihat bursa Malaysia memiliki potensi untuk naik meskipun ada juga risiko-risiko yang menyebabkan bursa turun. Rekomendasi netral memperkirakan kenaikan sebesar 15-16% dalam setahun ke depan. Sementara itu, rekomendasi underweight berarti investor harus mengurangi porsi atau bobot investasinya pada suatu saham atau bursa di negara tertentu.
"Reformasi kebijakan, investasi pusat data, dan pembangunan infrastruktur telah menjadi penarik utama bagi Malaysia, sejalan dengan prospek 2024 kami, tetapi berkembang dengan kecepatan yang jauh lebih kuat dari yang diantisipasi," analis JP Morgan menulis dalam sebuah catatan pada 1 Juli lalu.
Malaysia Berikan Imbal Hasil Tertinggi di Asia Tenggara
Para analis JP Morgan menyebut pasar ekuitas Malaysia sebagai "bright spot" di Asia Tenggara. Bursa Malaysia memberikan imbal hasil sekitar 9% dari tahun ke tahun, tertinggi di antara negara-negara di kawasan ini.
Namun, JP Morgan juga menyoroti adanya tantangan-tantangan seperti rasionalisasi subsidi, volatilitas eksternal, dan potensi dampak dari pemilihan umum AS yang akan datang, yang dapat mengganggu belanja konsumen.
Malaysia muncul sebagai pusat data center yang kuat. Johor Bahru dinobatkan sebagai pasar data center dengan pertumbuhan tercepat di Asia Tenggara dalam Indeks Pusat Data Global 2024 dari DC Byte.
Negara ini juga merupakan pusat bagi perusahaan cip semikonduktor yang ingin melakukan diversifikasi operasi di tengah ketegangan AS-Tiongkok. Keahlian Malaysia dalam perakitan, pengujian, dan pengemasan cip telah menjadikannya tempat yang menarik bagi perusahaan seperti Intel dan GlobalFoundries.
Zafrul Aziz, Menteri Perdagangan dan Industri Internasional Malaysia, mengatakan pemerintah mengundang banyak produsen mobil listrik ke Malaysia karena ingin memanfaatkan posisinya dalam rantai pasokan semikonduktor.
Raksasa teknologi seperti Google dan Microsoft juga telah berjanji untuk menginvestasikan miliaran dolar di Malaysia untuk memajukan infrastruktur cloud dan AI di negara ini.