Pengamat investasi turut merespons soal melesatnya saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO). Pada perdagangan sesi saham siang ini, GOTO sempat melesat 13,73% ke level Rp 58 pukul 14.02 WIB. GOTO bangkit dari level Rp 50 berdasarkan perdagangan Jumat (19/7) kemarin.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, mengatakan bahwa kelayakan harga saham GOTO mulai terlihat sejak aktivitas perdagangan saham dimulai, meskipun aktivitas tersebut tidak seintensif seperti hari ini. Dia mengakui bahwa ada institusi-institusi yang melakukan pembelian saham GOTO.
“Jadi ini terdapat smart money yang masuk ya untuk saham GOTO,” kata Nafan kepada Katadata.co.id, Selasa (23/7).
Kemudian Nafan menjelaskan bahwa ketahanan harga saham GOTO sangat bergantung pada "smart money" yang masuk karena investor cerdas ini bisa keluar kapan saja. Menurutnya, sebagai investor justru perlu mencermati dinamika laporan keuangan kuartal kedua GOTO.
Nafan optimistis bahwa kinerja fundamental pasar saham seharusnya tumbuh karena biasanya GOTO mendapatkan manfaat dari kenaikan nilai transaksi bruto maupun nilai barang dagangan bruto. Hal ini seharusnya dapat mempengaruhi bottom line GOTO. Meskipun perusahaan masih mengalami kerugian bersih, namun setidaknya bisa berkurang.
“Net loss-nya bisa berkurang, minus-nya bisa berkurang. Untuk mencapai level profitability memang harus menunggu, ya. Itu saja sih, itu harus menunggu,” tambahnya.
Namun, lanjut Nafan, tampaknya institusi asing mulai mengakumulasi saham GOTO. Sebelumnya, terdapat perusahaan seperti BlackRock, Fidelity Limited, dan Credit Suisse AG yang memborong saham emiten teknologi itu.
Rekomendasi terhadap Saham GOTO
Selain itu, Nafan mengungkapkan bahwa biasanya trader lokal juga masuk untuk melakukan pembelian spekulatif. Secara teknikal, Nafan memproyeksikan GOTO diperdagangkan di rentang harga Rp 52 hingga Rp 59. Dia juga perlu melihat seberapa konsisten smart money masuk dan bertahan.
“Itu tergantung smart money-nya lagi, kalau menurut saya seperti itu. Paling tidak kita harus menantikan kinerja laporan keuangan GOTO di kuartal kedua ya,” ucapnya.
Kemudian Nafan mengatakan bahwa hal ini juga akan memberikan kesan bagi pelaku pasar. Menurutnya, bagi investor yang sudah lama memegang saham GOTO, mereka harus tetap berhati-hati dan bijaksana.
Untuk investor baru, Nafan menekankan pentingnya kembali ke tujuan investasi. Jika tujuan investor adalah memiliki saham blue chip dengan kinerja fundamental yang baik, GOTO mungkin bukan pilihan yang tepat karena fundamentalnya masih menunjukkan kerugian bersih, meskipun kerugian tersebut berkurang.
“Tapi harus cermati resistancenya nih. Misalnya dia itu range 52 hingga 59. Ya kalau saya sih sebagai analis sih, back hold ya kalau menurut saya untuk GOTO,” tambahnya.
Namun, untuk trader jangka pendek yang berani mengambil risiko, misalnya mungkin tertarik untuk melakukan pembelian spekulatif pada saham GOTO. Dengan demikian, Nafan merekomendasikan investasi pada saham GOTO kembali pada tujuan investasi masing-masing individu.
Di samping itu, Pengamat Investasi Desmond Wira menyebutkan tidak ada sentimen terbaru mengenai GOTO, hanya sentimen lama seperti buyback. Mungkin investor saat ini, kata Desmond, lebih mengantisipasi laporan keuangan terbaru.
Desmond juga memperkirakan bahwa sentimen ini kemungkinan hanya bersifat sementara. Dengan demikian, Ia menilai situasi ini kemungkinan bersifat sementara dan tidak merekomendasi untuk investasi jangka panjang, melainkan menyarankan investor untuk menunggu laporan keuangan terbaru.
"Namun, untuk trading jangka pendek, masih ada kemungkinan untuk trading,setelah lama
“Bisa mengikuti trend yang terjadi (jangka pendek),” kata Desmond kepada Katadata.co.id, Selasa (23/7).
Adapun jika melihat tren pergerakan saham GOTO, dalam seminggu terakhir saham GOTO menguat 14%. Namun, dalam tiga bulan merosot 17,39% dan anjlok 33,72% dalam enam bulan terakhir. Sejak Selasa (25/6), saham GOTO turun 1,96% ke Rp 50. Kemudian saham GOTO lama bertengger level gocap hingga Selasa (16/7). Saham GOTO kemudian naik 2% ke level Rp 51 per helainya dengan volume yang diperdagangkan Rp 467,36 miliar pada Rabu (17/7) kemarin.