Adaro Energy dan Adaro Minerals Belum Setor Laporan Keuangan ke BEI

Fauza Syahputra|Katadata
PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dan PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) hingga saat ini belum menyerahkan laporan keuangan semester I 2024 kepada Bursa Efek Indonesia (BEI).
5/8/2024, 17.08 WIB

PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dan PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) hingga saat ini belum menyerahkan laporan keuangan semester I 2024 kepada Bursa Efek Indonesia (BEI).  Kedua perusahaan yang dikendalikan oleh Garibaldi "Boy" Thohir tersebut menyatakan laporan keuangan mereka tengah ditelaah secara terbatas oleh akuntan publik.

Berdasarkan keterbukaan informasi, Corporate Secretary Adaro Energy Indonesia Mahardika Putranto menyebut perusahaan akan menyampaikan laporan keuangan kuartal II untuk tahun buku 2024 yang ditelaah secara terbatas oleh akuntan publik. Hal yang sama juga disampaikan oleh Direktur Adaro Minerals Indonesia, Heri Gunawan.  

Akan tetapi, menjelang rilis laporan keuangannya, kedua saham tersebut terpantau anjlok pada penutupan perdagangan sore ini, Senin (5/8). Saham ADRO terpantau merosot 6,93% ke level Rp 3.090 per lembar saham. Tak hanya itu, kapitalisasi pasarnya tergerus menjadi Rp 98,84 triliun. Apabila melihat tren pergerakannya, harga saham ADRO turun 2,83% dalam seminggu terakhir tetapi naik 6,55% dalam sebulan terakhir.

Sementara itu, harga saham anak usaha ADMR juga merosot ,78% ke level Rp 1.245 per lembarnya. Kapitalisasi pasarnya juga turun menjadi Rp 50,90 triliun. Apabila melihat tren pergerakannya, harga saham ADMR telah turun 8,46% dalam seminggu terakhir dan terkoreksi 9,12% dalam sebulan terakhir.

Namun, penurunan saham ADRO dan ADMR itu terjadi seiring dengan anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan indeks bursa-bursa utama di Asia yang berguguran. Melansir dari data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup melemah 3,41% ke level 7.059 dan sempat menyentuh level terendah 6.998,81 pada perdagangan Senin (5/8).

Pada kuartal I 2024, Adaro Energy Indonesia mencatat laba inti US$ 440 juta dan EBITDA operasional US$ 604 juta. Perusahaan mencatat kenaikan 5% pada volume penjualan menjadi 16,48 juta ton. Namun, pendapatan usaha turun 22% menjadi US$ 1,44 miliar karena harga rata-rata penjualan (average selling price) batu bara turun 26%.

Adaro Minerals Indonesia pada kuartal I 2024 mencatatkan pendapatan usaha US$274,54 juta. Angka ini menunjukkan kenaikan 15% dibandingkan dengan kuartal I 2023 sebesar US$ 238,25 juta.

Kenaikan pendapatan perusahaan ini membuat laba bersih Adaro Minerals mencapai US$ 118,13 juta, meningkat 36% dibandingkan dengan periode yang sama 2023 sebesar US$ 87,1 juta.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila