PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara atau Bank Sumut tertarik menjadi perusahaan terbuka (Tbk) melalui penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).
Direktur Bisnis & Syariah, Syafrizalsyah, mengatakan Bank Sumut hingga kini masih proses untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
“Saya belum bisa jawab tentang IPO, tapi itu masuk dalam rencana, apakah itu di 2026 atau 2025 belum bisa dipastikan,” kata Syafrizal kepada wartawan di Balige, Sumatera Utara, Jumat (9/8).
Bank Sumut mengincar dana hasil IPO untuk pembentukan Kelompok Usaha Bersama (KUB). Hal itu karena perusahan baru memiliki modal sebesar Rp 4,2 triliun.
KUB adalah Bank yang berada dalam satu kelompok karena keterkaitan kepemilikan dan/atau Pengendalian yang terdiri dari dua bank atau lebih.
“Kan KUB kan biasanya punya modal kuat biar bisa mengangkat bank lain bisa menggendong untuk tambahan modal,” kata dia.
Sebelumnya Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 21 perusahaan yang ingin melaksanakan penawaran perdana saham atau initial public offering (IPO) dalam waktu dekat.
Menurut data otoritas bursa, terdapat 16 calon emiten memiliki aset berskala menengah bernilai antara Rp 50 miliar hingga Rp 250 miliar. Hingga 12 Juli 2024, sudah ada 32 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI.
"Adapun jumlah dana yang dihimpun mencapai Rp 4,93 triliun," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna dalam keterangan resmi BEI, Senin (15/7).
BEI juga mencatat terdapat tiga perusahaan aset skala kecil atau aset dibawah Rp 50 miliar yang bakal IPO. Selain itu, ada dua perusahaan aset skala besar atau aset di atas Rp 250 miliar.
Dalam pipeline IPO yang dikeluarkan BEI, mayoritas sektor perusahaan yang berencana menjadi emiten BEI adalah sektor konsumer non primer sebanyak tujuh perusahaan. Adapun yang paling sedikit berasal dari sektor material dasar dan teknologi.