PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) menetapkan target pertumbuhan pendapatan sebesar 4-6 persen secara tahunan (year-on-year) untuk tahun buku 2024. Perkiraan ini belum mencakup kontribusi dari akuisisi PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST), yang direncanakan akan mulai dikonsolidasikan pada kuartal ketiga tahun ini.
Hal ini lantaran masih diperlukan proses audit terhadap IBST usai akuisisi sebelum kinerjanya bisa dikonsolidasikan ke dalam kinerja perseroan.
"Pertumbuhan revenue sebesar 4-6% sebagaimana telah disampaikan sebelumnya. Perkiraan penambahan revenue ini belum memasukkan hasil dari akuisisi IBST yang angka-angka finalnya sedang dilakukan audit. IBST akan dikonsolidasikan ke dalam angka-angka TOWR terhitung sejak awal 3Q2024 seiring dengan dilaksanakannya akuisisi mayoritas saham IBST pada 1 Juli 2024 yang lalu" jelas Direktur Utama dan CEO SMN Group Aming Santoso dalam paparan public, Rabu (28/8).
Pertumbuhan bisnis organik Sarana Menara Nusantara Tbk (SMN) pada tahun 2024 diperkirakan akan didorong oleh segmen non-menara, khususnya Fiber to the Home (FTTH), yang diprediksi dapat mencapai akumulasi 1,6-1,8 juta homes passed pada akhir tahun.
Bisnis FTTH ini secara strategis sangat penting karena mendukung strategi Fixed Mobile Convergence yang diterapkan oleh operator telekomunikasi, serta memberikan peluang bagi perusahaan untuk memperluas jaringan fiber optic iForte.
Selain itu, kami menemukan sinergi aset serta operasional yang sangat baik antara segmen FTTH, FTTT, Connectivity dan bahkan sinergi ini turut disumbangkan oleh segmen menara.
"Kesempatan pertumbuhan lain yang berhasil kami capai adalah akuisisi 90,11% saham Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST) pada 1 Juli 2024. Dengan nilai akuisisi yang sangat baik, kami akan menambah sekitar 3.300 menara dan sekitar 16.000 km aset fiber optic," katanya.
Pasca akuisisi, dengan arus kas IBST yang cukup baik telah berhasil dilakukan pelunasan utang bank sebesar Rp 580 miliar serta
menurunkan biaya bunga dari sebelumnya pada kisaran 8,5-9,0% per tahun menjadi sekitar 6,5%. Pelaksanaan sinergi aset, kegiatan manajemen serta operasional sedang berjalan sehingga dampak dari sinergi yang optimal akan terlihat di tahun 2025.