Jasa Armada (IPCM) Bukukan Pendapatan Rp598,8 Miliar di Semester 1-2024
Entitas usaha BUMN Pelabuhan Indonesia (Pelindo) PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM) mencatat peningkatan pendapatan sebesar 5,5% menjadi Rp598,8 miliar dari Rp567,6 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Direktur Utama IPCM Shanti Puruhita menjelaskan, strategi perusahaan untuk menggenjot sektor pendapatan dari bisnis di luar Pelindo Group bisa menjaga kinerja keuangan IPCM tetap stabil.
“Upaya kami dalam meningkatkan kinerja operasional dengan mitra strategis terus menunjukkan hasil yang sesuai dengan harapan. Ekspansi yang kami lakukan di wilayah Indonesia Timur juga telah memperlihatkan potensi pendapatan yangg semakin baik dan meningkat” jelas Shanti dalam paparan Public Expose, Kamis (29/8/2024).
Kontribusi pendapatan terbesar diperoleh dari jasa penundaan kapal sebesar Rp512,2 miliar atau 85,5% dari total pendapatan, sedangkan kontribusi jasa pengangkutan dan lainnya sebesar 8,1% atau Rp48,8 miliar.
Pendapatan jasa penundaan kapal khususnya pada Terminal Khusus (Tersus) mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu 27,7% atau senilai Rp183,2 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp143,5 miliar.
Hal ini didukung peningkatan kinerja pada beberapa wilayah operasi eksisting maupun wilayah operasi baru di Indonesia bagian timur. Pada Pelabuhan Umum juga mengalami peningkatan sebesar 14,7% menjadi Rp250,9 miliar dari sebelumnya sebesar Rp218,7 miliar YoY.
Kemudian pada Terminal untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) juga meningkat 9,6% menjadi Rp115,8 miliar dari sebelumnya Rp105,6 miliar YoY.
IPCM mengalami peningkatan pendapatan aset yang cukup signifikan dari 1,52 triliun atau sekitar 4,4% dari posisi akhir tahun 2023 menjadi 1,59 triliun pada semester pertama 2024 yang didukung dengan kenaikan aset lancar perusahaan sebesar 10,8% dari Rp899,6 miliar pada akhir Desember 2023 menjadi Rp986,3 miliar pada akhir Juni tahun 2024 yang sejalan dengan pertumbuhan pendapatan.
“Kami juga berterima kasih kepada seluruh pelanggan, mitra bisnis strategis dan stakeholder lainnya atas sinergi yang baik sehingga IPCM mampu membukukan pendapatan positif di semester 1 tahun ini," kata Direktur Keuangan, SDM dan Manajemen Risiko IPCM, Dessy Emastari Prihatiningtyas.
Adapun pada 1 April 2024, Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan RI secara resmi memberikan Pelimpahan kepada Badan Usaha Pelabuhan (BUP) IPCM untuk melaksanakan Pelayanan Jasa Pemanduan dan Penundaan Kapal di wilayah Perairan Pulau Obimayor-Pantai Barat pada Wilayah Perairan Pandu Luar Biasa Pelabuhan Laiwui Provisi Maluku Utara.
Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara, akan dikembangkan menjadi pusat penambangan dan smelter nikel dengan kapasitas produksi nikel sulfat hingga 240 ribu ton pertahun serta merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional untuk mendukung pengembangan hilirisasi nikel di Indonesia Timur.
Proses penambangan nickle ore (bijih nikel), limonite maupun saprolite yang salah satunya dilakukan oleh Harita Nickle, group pertambangan dan industri pengolahan sejak tahun 2010 melalui bendera PT Trimegah Bangun Persada (TBP).
Komersialisasi bisnis IPCM selain melayani untuk seluruh wilayah Regional 2 PT Pelabuhan Indonesia (Persero) juga dapat dilihat dari berbagai layanan di BUP milik IPCM serta berbagai kerjasama IPCM dengan para mitra yang terus aktif dilakukan antara lain di wilayah TUKS PT Cemindo Gemilang Bayah-Banten.
Tersus PT Nusantara Regas Kepulauan Seribu, Tersus PT Jawa Satu Power-Cilamaya, PLTU Kanci I PT Cirebon Electric Power dan PLTU Kanci II PT Energi Prasarana, PT Lang Lang Laju Layang di Meulaboh-Aceh, Teluk Weda dan Laiwui – Halmahera, Maluku Utara; Ship to Ship Muara Sungai Musi PT Maritim Barito Perkasa dan PT Karya Pacific Shipping.
“Diperpanjangnya perjanjian kerjasama pelayanan jasa IPCM kepada para mitra strategis mencerminkan bahwa komitmen kami untuk terus memenuhi harapan pengguna jasa dan meningkatkan serta memperbaiki kualitas layanan demi kepuasan pelanggan yang lebih baik,” kata Shanti.