INAF Tersangkut Utang Pinjol hingga Tunggak Gaji Karyawan, Kini Sahamnya Suram

Dok. Indofarma
Ilustrasi, kantor pusat PT Indofarma Tbk
3/9/2024, 15.39 WIB

Mirae Asset Sekuritas Indonesia menyoroti saham emiten farmasi PT Indofarma Tbk (INAF) yang kini bertengger di level Rp 126 dan masuk ke dalam papan pemantauan khusus. Kondisi itu terjadi di tengah semrawut masalah yang ada di emiten farmasi BUMN itu, mulai dari perusahaan terjerat pinjaman online (pinjol), tak mampu menggaji karyawan sampai rencana penjualan aset.

Senior Investment Information Mirae Asset, Nafan Aji Gusta mengatakan, berdasarkan analisis teknikal, saham INAF jarang diperdagangkan dan pergerakan harganya juga tidak aktif, sehingga tidak direkomendasikan untuk dibeli (not rated).

“Kalau base on teknikal analisa INAF enggak liquid dari sisi pergerakan harga sahamnya juga enggak liquid, jadi not rated,” kata Nafan kepada Katadata.co.id, Selasa (3/9).

Tak hanya itu, saat ini Nafan menyebut belum ada sentimen positif yang mendukung saham Indofarma, ditambah lagi kinerja laporan keuangan perusahaan belum menunjukkan perbaikan.

Selain itu, kondisi emiten farmasi itu juga mempengaruhi kondisi saham, termasuk kewajiban perusahaan untuk membayar hak-hak karyawan.

Apabila melihat pergerakan sahamnya, saham INAF telah merosot 38,24% dalam tiga bulan terakhir. Tak hanya itu, dalam enam bulan terakhir terperosok 70,28% dan anjlok 78,28% secara year to date (ytd).

Penjualan Anjlok 70% di Semester I 2024

Sebelumnya penjualan INAF merosot 70% menjadi Rp 109,71 miliar pada semester I 2024 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp 363,96 miliar. Penjualan bersih di segmen lokal ethical turun paling dalam, yakni 77% secara tahunan (year-on-year) menjadi Rp 43,03 miliar.

Sementara itu, penjualan alat kesehatan, jasa klinik, dan lainnya anjlok 50,8% menjadi Rp 8,33 miliar sedangkan penjualan di segmen over the counter merosot 56,6% menjadi Rp 2,89 miliar.

Akan tetapi, penjualan vaksin justru naik 40,1% menjadi Rp 48,11 miliar. Sedangkan pada Juni 2024, segmen Fast Moving Consumer Goods (FMCG) tidak mencatatkan penjualan, padahal sebelumnya sektor ini berkontribusi sebesar Rp 84,76 miliar.

Dari sisi ekspor, kontribusi segmen over the counter merosot 70,4% menjadi Rp 1,01 miliar per Juni 2024, dari Rp 3,43 miliar pada semester I 2023. Kemudian kontribusi ethical juga ambles 90,1% % menjadi Rp 1,05 miliar dari sebelumnya Rp 10,68 miliar pada periode yang sama 2023.

Namun, penjualan alat kesehatan justru berkontribusi Rp 2,26 miliar sepanjang semester I 2024 ini. Pada periode yang sama pada 2023 lalu, penjualan alat kesehatan Indofarma tidak ada. Indofarma juga mencatat beban pokok penjualan menyusut sebesar 69,1% menjadi Rp 108,38 miliar per kuartal II 2024. Dengan demikian laba bruto Indofarma per Juni 2024 tercatat Rp 1,33 miliar.

Kemudian, beban penjualan tercatat Rp 29,91 miliar, beban umum dan administrasi senilai Rp 45,46 miliar, dan kerugian bersih lain-lain Rp 4,81 miliar. Secara umum, perusahaan masih membukukan rugi sebesar Rp 101,93 miliar hingga semester I 2024. Meskipun demikian, nilai kerugian ini susut 15,3% dari Rp 120,34 miliar pada semester I 2023.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila