Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat jumlah investor saham mencapai 6.001.573 juta single investor identification (SID) per September 2024. Pada periode tersebut, BEI juga telah mencatat pertumbuhan lebih dari 744 ribu investor baru saham.
Adapun hingga Agustus 2024, investor lokal masih mendominasi kepemilikan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan persentase 51,5%, sementara investor asing memiliki 48,5%.
Kepemilikan saham oleh investor individu tetap mendominasi dengan persentase 53,3%. Rinciannya, 38,3% adalah kepemilikan oleh investor institusi dalam negeri, sedangkan 15% adalah investor individu, sementara investor institusi secara keseluruhan memiliki 46,6%.
Direktur Utama BEI, Iman Rachman, mengungkapkan pertumbuhan jumlah investor saham menunjukkan keyakinan terhadap investasi di pasar modal Indonesia, meskipun situasi ekonomi global dan domestik masih dipenuhi ketidakpastian. Iman juga menyebut bahwa BEI terus berupaya menggali potensi baru dari segi produk, pasokan, dan peningkatan jumlah investor.
“Partisipasi investor ritel masih terjaga, dengan secara keseluruhan investor domestik masih menguasai, baik dari segi kepemilikan ataupun transaksi,” ujar Iman dalam keterangan resminya, Kamis (26/9).
Strategi Bursa Gaet Investor
Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, menyampaikan bahwa pihaknya berkomitmen untuk terus mengembangkan pasar modal Indonesia. Salah satu pilar utama dari langkah tersebut adalah memberikan edukasi dan sosialisasi kepada calon investor.
“Salah satunya melalui sekolah pasar modal (SPM), pendirian galeri investasi (GI) BEI, dan kampanye #AkuInvestorSaham yang berhasil menarik jutaan investor baru,” ujar Jeffrey.
Melalui program SPM, BEI juga secara rutin melakukan edukasi pasar modal. Program ini terbuka untuk semua kalangan dan mencakup beberapa jenis, yaitu SPM rutin (baik luring maupun daring), SPM Syariah, serta SPM untuk institusi dan komunitas.
Selain itu, BEI memperluas akses ke dunia investasi dengan mendirikan galeri investasi BEI, yang telah menjalin kerja sama dengan berbagai universitas dan anggota bursa di seluruh Indonesia.
Jeffrey menambahkan galeri investasi BEI merupakan strategi untuk mendekatkan dunia pasar modal kepada akademisi, generasi muda, dan komunitas. Dengan demikian, BEI ingin menanamkan budaya investasi sejak dini dan mendorong munculnya generasi investor yang cerdas serta melek investasi.
Saat ini, BEI telah memiliki 927 galeri investasi di seluruh Indonesia. Kampanye #AkuInvestorSaham juga menjadi bagian penting dari strategi BEI untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, khususnya di kalangan investor lokal. Jeffrey menyebutkan bahwa regenerasi investor di pasar modal menunjukkan angka yang sangat baik, di mana sekitar 79% investor berusia di bawah 40 tahun.
Jeffrey mengatakan hal ini menunjukkan bahwa anak muda semakin melek keuangan dan investasi. BEI optimistis pertumbuhan jumlah investor saham di Indonesia akan semakin pesat seiring dengan meningkatnya literasi keuangan di masyarakat.
“Dan diharapkan menjadi fondasi yang kuat bagi masa depan pasar modal dan perekonomian Indonesia,” kata Jeffrey.