Indonesia Diramal Banjir Investasi Asing jika BI dan The Fed Pangkas Suku Bunga
Pasar modal hingga obligasi Indonesia diramal kebanjiran investasi asing, jika bank sentral Amerika The Fed dan Bank Indonesia alias BI menurunkan suku bunga acuan lagi.
Ekonom Bank Danamon Indonesia Hosianna Evalita Situmorang mengatakan, inflasi domestik yang rendah, makroekonomi stabil, dan tingginya imbal hasil di Indonesia dibandingkan negara-negara sebanding berpotensi membuat nilai tukar rupiah cenderung menguat.
“Kami melihat ruang pemangkasan suku bunga tetap berpotensi mendukung masuknya investor asing,” kata Hosianna dalam riset, Rabu (9/10).
Bank Indonesia atau BI menurunkan suku bunga acuan dari 6,25% menjadi 6% dalam Rapat Dewan Gubernur alias RDG September. Ini merupakan pemangkasan pertama sejak Februari 2021, setelah sebelumnya BI menaikkan suku bunga acuan atau BI7DRR 275 basis poin dari 3,5% menjadi 6,25% antara Agustus 2022 dan April 2024.
Pemangkasan suku bunga itu dilakukan sebagai respons terhadap penurunan suku bunga acuan oleh The Fed yang memangkas Fed Funds Rate (FFR) 50 basis poin menjadi 4,75 – 5%.
Selain itu, dot-plot terbaru dari The Fed menunjukkan potensi pemotongan suku bunga menjadi 3,5% pada 2025 dan 3% pada 2026. Hosianna menyebut pemangkasan suku bunga ini penting untuk mengembalikan stabilitas harga dan menjaga daya beli masyarakat.
Tingginya suku bunga acuan mendorong nasabah beralih ke instrumen investasi jangka panjang. Hal ini dapat mengurangi konsumsi barang-barang tahan lama yang sebelumnya menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi domestik.
Menurut laporan Indonesia Economic Outlook Danamon pada Agustus, indeks pendapatan berjalan turun hampir di semua segmen, terutama kelas menengah. Hal ini menyebabkan konsumen ragu membeli barang tahan lama, seperti kendaraan baru, yang mencerminkan kehati-hatian di tengah ketidakpastian global.
Dengan penurunan suku bunga, investasi di instrumen pendapatan tetap seperti obligasi dan reksa dana pendapatan tetap menjadi lebih menarik karena menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi.
Selain itu, pemerintah menawarkan Obligasi Negara Ritel atau ORI026, yang terdiri dari:
- ORI026T3 dengan kupon 6,3% per tahun untuk tenor tiga tahun
- ORI026T6 dengan kupon 6,4% per tahun untuk tenor enam tahun
ORI026 dapat dibeli mulai dari 30 September hingga 24 Oktober, dan dapat dipesan melalui e-SBN atau secara online melalui platform investasi digital, serta aplikasi perbankan digital yang menjadi mitra distribusi ORI026.