PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) mengalami peningkatan bobot dari 0,64% menjadi 1,36% dalam produk Exchange Traded Fund (ETF) Blackrock, iShares Global Clean Energy ETF (ICLN), dan iShares Global Clean Energy UCITS ETF (INRG). Hal itu diumumkan oleh Blackrock pada Jumat (18/10) lalu.
ETF merupakan salah satu instrumen investasi yang prinsipnya sama dengan reksa dana hanya saja risikonya lebih kecil dan terukur. Sementara bobot ETF secara keseluruhan risiko dan imbal hasil yang didapat dari investasi tersebut. Aset dengan bobot yang lebih tinggi akan memiliki dampak yang lebih signifikan terhadap kinerja keseluruhan ETF.
Investment Analyst Stockbit Sekuritas, Theodorus Melvin, mengatakan bahwa kenaikan bobot emiten milik orang terkaya nomor satu di Indonesia Prajogo Pangestu itu menghasilkan total net buy sebanyak 70,9 juta saham. Dengan asumsi harga pembelian berdasarkan harga penutupan pada Jumat (18/10) di level Rp 7.175 per saham, total nilai transaksi mencapai Rp 509 miliar.
Usai aksi tersebut, harga saham BREN terpantau melonjak 6,05% ke level Rp 7.450 per lembar saham pada perdagangan saham siang ini, Selasa (22/10) pukul 14.03 WIB. Volume yang diperdagangkan tercatat 51,82 juta dengan nilai transaksi Rp 382,27 miliar, dan kapitalisasi pasarnya mencapai Rp 996,71 triliun. Apabila melihat tren pergerakan, saham BREN melesat 13,74% dalam seminggu terakhir dan menguat 3,11% dalam sebulan terakhir.
Sementara itu, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) mengalami penurunan bobot dari 0,16% menjadi 0%, dengan total net sell sebanyak 103,5 juta saham. Dengan asumsi harga penjualan menggunakan harga penutupan pada Jumat (18/10) di level Rp1.145 per saham, total nilai transaksi mencapai Rp 118 miliar.
“Perubahan bobot ICLN dan INRG mengacu pada S&P Global Clean Energy Index,” tulis Theodorus dalam risetnya, dikutip Selasa (22/10).
Theodorus menyebut bahwa dalam waktu dekat akan ada rebalancing MSCI pada November 2024 dan FTSE pada Desember 2024. Harga saham Barito Renewables Energy (BREN) berpotensi mengalami volatilitas menjelang rebalancing tersebut, mengingat ekspektasi sebagian pelaku pasar BREN dan PGEO akan masuk ke dalam salah satu atau kedua indeks tersebut.