Laba Indosat Melesat 39,1% Jadi Rp 3,87 Triliun hingga September 2024

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Seorang pria melintas di depan gedung Indosat, Jakarta Pusat.
30/10/2024, 13.52 WIB

PT Indosat Tbk (ISAT) atau Indosat Ooredoo Hutchinson (IOH) mencatat laba bersih sebesar Rp 3,87 triliun hingga kuartal ketiga 2024. Perolehan tersebut melonjak 39,1% secara tahunan atau year on year (yoy) dari periode yang sama Rp 2,78 triliun pada 2023.

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan Rabu (30/10), Indosat membukukan pendapatan Rp 41,81 triliun hingga kuartal ketiga 2024. Angka tersebut naik 11,6% yoy dari periode yang sama tahun lalu Rp 37,46 triliun. 

Secara rinci, pendapatan perusahaan berasal dari segmen selular mencapai Rp 35,23 triliun, meningkat 9,5% dibandingkan dengan periode yang sama pada 2023. Kenaikan ini terutama dipicu oleh pertumbuhan pendapatan dari layanan data, meskipun ada penurunan pada pendapatan telepon dan jasa nilai tambah.

Sementara itu, segmen multimedia, komunikasi data, dan internet (MIDI) menyumbang Rp 5,90 triliun, melonjak 30,2% dibandingkan periode yang sama tahun 2023. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan pendapatan dari internet tetap, konektivitas tetap, dan layanan TI.

Kemudian pendapatan dari telekomunikasi tetap tercatat sebesar Rp 670,08 miliar hingga September 2024 turun sebesar 10,7% dibandingkan 2023 lalu. Hal itu disebabkan oleh turunnya pendapatan dari telepon internasional.

Beban Operasional Naik

Hingga September 2024, beban Indosat tercatat sebesar Rp 33,34 triliun hingga September 2024. Angka tersebut naik 9,7% atau sebesar Rp 2,94 triliun dari periode yang sama 2023. 

Kenaikan ini terutama disebabkan oleh meningkatnya beban penyelenggaraan jasa, beban penyusutan dan amortisasi, beban karyawan, beban pemasaran, serta beban umum dan administrasi, di samping penurunan penghasilan dari beban operasional lainnya.

Beban Penyelenggaraan Jasa menjadi Rp 16,74 triliun. Kenaikan ini terutama akibat kenaikan beban sewa, jasa, kemitraan, dan instalasi, meskipun ada penurunan pada beban pemeliharaan, frekuensi, dan interkoneksi.

Beban Penyusutan dan Amortisasi juga naik menjadi Rp 11,61 triliun. Kenaikan ini dipicu oleh penyusutan dari tambahan aset tetap yang diperoleh dari penggelaran jaringan serta amortisasi aset tidak berwujud lainnya.

Beban Karyawan juga tumbuh menjadi Rp 2,93 triliun yang disebabkan oleh kenaikan gaji, biaya pengobatan, insentif, dan imbalan kerja lainnya, meskipun terdapat penurunan pada bonus.

Beban Pemasaran juga naik menjadi Rp 1,45 triliun. Kenaikan tersebut karena kenaikan biaya akuisisi pelanggan akibat perluasan distribusi di pedesaan, serta perubahan perlakuan akuntansi terkait model distribusi, agen pemasaran, dan beban pelayanan pelanggan yang mendukung pertumbuhan pendapatan, diimbangi dengan penurunan biaya iklan.

Beban Umum dan Administrasi naik menjadi Rp 667,05 miliar disebabkan oleh peningkatan beban jasa profesional, transportasi, dan hubungan masyarakat.

Apabila melihat dari sisi neraca, jumlah aset Indosat hingga September 2024 sebesar Rp 112,24 triliun. Kemudian jumlah liabilitas sebesar Rp 76,71 triliun, dan ekuitas sebesar Rp 35,52 triliun hingga September 2024. 

Reporter: Nur Hana Putri Nabila