Bursa Efek Indonesia (BEI) berharap kehadiran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) sebagai superholding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan mempercepat proses penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) BUMN.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Katadata.co.id, Danantara merupakan lembaga khusus yang berada di bawah kendali presiden. Pembentukan badan ini berdasarkan Peraturan Presiden atau Perpres. Danantara akan mengacu pada model bisnis Temasek Holdings di Singapura maupun Khazanah Berhad di Malaysia.
Direktur Utama BEI Iman Rachman optimistis langkah pemerintah membentuk superholding BUMN akan berdampak positif, baik bagi kinerja perusahaan BUMN maupun bagi pasar modal Indonesia.
"Kami harapkan dengan superholding mudah-mudahan sesuai seperti benchmarking-nya. Kalau itu dilakukan tujuannya bagus untuk BUMN, apalagi kalau pakai IPO" ujar Iman di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (31/10).
Seperti diketahui, sepanjang tahun ini belum ada BUMN yang melaksanakan IPO. Iman berharap adanya peningkatan kecepatan dan pengawasan, apalagi anak usaha Pertamina, seperti PalmCo dan Inalum, diharapkan dapat tercatat di bursa.
Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara dijadwalkan akan diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto pada 8 November 2024. Danantara akan berada di bawah kendali Muliaman Darmansyah Hadad yang telah dilantik menjadi Kepala Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), pada Selasa (22/10). Dalam pelaksanaan tugasnya nanti, Muliaman Hadad akan didampingi oleh Kaharuddin Djenod Daeng Manyambeang yang menjabat sebagai Wakil Kepala Badan Pengelola Investasi Danantara.
Dengan pembentukan badan ini, Kementerian BUMN akan bertransformasi menjadi regulator yang lebih efisien, sehingga Kementerian BUMN untuk fokus pada tugas pengawasan dan pengaturan sektor publik yang lebih baik. Inisiatif ini diharapkan dapat memperkuat kinerja dan daya saing BUMN di tingkat nasional maupun internasional.
IPO BUMN di Pemerintahan Baru Prabowo
BEI berharap agar lebih banyak perusahaan BUMN dan anak usahanya dapat melantai di bursa melalui penawaran umum perdana saham (IPO). Iman berharap program IPO BUMN dapat terus berlanjut di bawah pemerintahan baru Prabowo Subianto.
Ia juga berharap menteri dan wakil menteri BUMN dapat mendukung keberlanjutan program-program ini, sehingga semakin banyak perusahaan BUMN yang bisa masuk ke pasar modal dan berkontribusi pada pengembangan ekonomi nasional.
“Kami harap di pemerintahan baru akan ada tambahan perusahaan IPO, terutama yang size besar,” kata Iman di press room Bursa Efek Indonesia, Kamis (17/10).