PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) membukukan capital expenditure (capex) alias belanja modal sebesar Rp 17,5 triliun atau setara 15,6% dari total pendapatan yang digunakan hingga September 2024. Jumlah belanja modal itu dipergunakan untuk memperkuat infrastruktur jaringan dan meningkatkan pengalaman pelanggan.
Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah mengatakan, ini selaras dengan strategi integrasi jaringan tetap atau fixed (FMC), Telkom memprioritaskan optimalisasi nilai sinergi dari belanja modalnya di seluruh jaringan akses, backbone, dan sistem teknologi informasi untuk efisiensi yang lebih baik.
"Mayoritas anggaran belanja modal perseroan dialokasikan untuk mendukung bisnis digital connectivity, dan lainnya untuk mendukung bisnis digital platform dan digital services,” kata Ririek dalam keterangan resmi, dikutip Senin (4/11).
Tidak hanya berfokus pada profitabilitas perusahaan, Telkom juga menyadari pentingnya penerapan praktik keberlanjutan Environmental, Social, and Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan entitas perusahaan.
Fokus utama TLKM yaitu mengurangi dampak lingkungan, mempromosikan inklusivitas digital, dan menjaga standar tata kelola perusahaan yang tinggi. Dengan komitmen ini, Telkom berupaya menjadi perusahaan yang tidak hanya memberikan nilai ekonomi, tetapi juga berdampak positif bagi masyarakat dan lingkungan.
Sebagai informasi, Telkom menutup kuartal III tahun 2024 dengan membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp 112,2 triliun. Angka ini tumbuh 0,9% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini didorong oleh kontribusi bisnis data, Internet dan IT Services yang naik sebesar 7,2% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 67,9 triliun.
EBITDA perseroan mencapai Rp 56,6 triliun dengan margin EBITDA sebesar 50,5%. Telkom juga mencatat laba bersih sebesar Rp 17,7 triliun dengan margin laba bersih 15,8%. Sedangkan untuk laba bersih operasional tercatat sebesar Rp 18,6 triliun dengan margin laba bersih operasional 16,6%.