OJK Desak Pinjol Sesuaikan Bunga Usai Penurunan Suku Bunga The Fed

Patricia Yashinta Desy Abigail/Katadata
Wakil Ketua OJK Mirza Adityaswara meminta industri pinjol menurunkan bunga mengikuti penurunan suku bunga The Fed.
8/11/2024, 11.30 WIB

Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Mirza Adityaswara meminta industri peer to peer lending (P2P Lending) atau pinjaman online (pinjol) mempertimbangkan untuk menurunkan bunga pinjaman. Hal ini seiring dengan penurunan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve.

The Fed memangkas suku bunga acuan dengan besaran 25 basis points (bps) menjadi 4,50 sampai 4,75% pada Kamis (8/11) waktu setempat. Penurunan suku bunga ini merupakan yang kedua kalinya setelah The Fed menurunkan 50 bps.  

"Jadi saya rasa industri (pinjol) harus menganalisis, harus membuat penilaian yang bijak, juga pertimbangkan beban biaya dana yang membebani konsumen," kara Mirza dalam acara Advisory Board Meeting, Technical Comittee Metting & OECD/INFE-OJK Conference di Bali, Jumat (8/11).

Mirza juga menyoroti peminjam dari pinjol kebanyakan merupakan generasi muda, serta dari tingkat pendapatan rendah. Serta menyoroti kemampuan untuk membayar kredit yang akan terekam pada Sistem Layanan dan Industri Keuangan (SLIK) atau fitur catatan kredit.

SLIK sendiri sudah mencakup catatan kredit di bank, produk pasar modal dan akan mencakup produk asuransi, dan mencakup produk buy-now-pay-later.

Ia menjelaskan, akan sangat sulit untuk anak muda yang mungkin memang ingin meminjan uang untuk keadaaan kritis namun gagal dapat pinjaman dari bank maupun pinjol yang resmi. Sebab rekam jejak kredit akan terlihat dalam SLIK. 

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebelumnya telah mengumumkan adanya penurunan suku bunga fintech P2P lending atau pinjaman online alias pinjol menjadi 0,1% - 0,3% mulai 2024, dan turun menjadi 0,067% - 0,1% pada 2026. Investor startup menilai hal ini berpotensi membuat startup pinjol bangkrut.

Partner Trihill Capital Anthony Tjahjadi pernah mengatakan penurunan suku bunga tersebut berpotensi membuat startup pinjol tutup bisnis.

“Saya rasa akan ada banyak P2P yang tutup, ini tidak akan semudah seperti sebelumnya,” ujar Anthony kepada Katadata.co.id usai acara Panel Discussion Investment Outlook 2024 in Indonesia di Jakarta, Kamis (10/1).

Selain dari suku bunga yang diturunkan, ia menilai kebiasaan masyarakat Indonesia yang buruk dalam menggunakan jasa pinjol. Misalnya pinjam dari pinjol yang satu kemudian membayar dengan pinjaman dari pinjol lainnya, atau dikenal dengan gali lubang tutup lubang.

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail