Anak usaha PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), yakni Adaro Andalan Indonesia dengan kode AADI akan menggelar penawaran umum perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan laman e-initial public offering (IPO), perusahaan akan melepas 7,78 miliar dari modal disetor dan ditempatkan pasca IPO.
Perusahaan yang bergerak di bidang holding, perkebunan buah kelapa sawit, karet dan tanaman penghasil getah ini membuka harga penawaran awal di kisaran Rp 4.590 - Rp 5.900. Adapun jadwal bookbuilding Adaro Energy Indonesia yakni 12 November 2024-18 November 2024.
Seiring dengan hal itu, Analis Investasi dari Stockbit Sekuritas, Hendriko Gani menjelaskan bahwa setelah IPO, kepemilikan ADRO di AAI akan terdilusi dari 100% menjadi 90%. Adapun harga penawaran PUPS ditentukan berdasarkan volume weighted average price atau harga rata-rata tertimbang yang ditetapkan setelah penutupan perdagangan di hari IPO AAI.
Menurut perhitungan Stockbit Sekuritas, harga penawaran IPO ini mencerminkan valuasi sebesar 2,95-3,17 kali price earnings ratio. Di sisi lain, harga IPO AAI masih belum diketahui. Selain itu, Stockbit Sekuritas menyebutkan bahwa setiap pemegang 100 saham ADRO akan memiliki hak untuk memesan 23 saham AAI dalam Pelaksanaan Penawaran Umum Perdana Saham (PUPS).
“Dengan asumsi seluruh saham AAI yang dimiliki ADRO ditawarkan pada PUPS,” tulis Hendriko dalam risetnya, Kamis (17/10).
Dengan melepaskan AAI, Hendri menyebut laba Adaro Energy bakal merosot. Diperkirakan, earnings per share (EPS) tahunan 2024 akan mencapai Rp 282,4 setelah spin-off, sehingga ADRO akan diperdagangkan dengan rasio harga terhadap laba (P/E) sebesar 13,6 kali berdasarkan harga saham Rp3.850 per lembar.
Di sisi lain, nilai buku per semester pertama 2024 diperkirakan sebesar Rp 3.820 per saham, sehingga rasio harga terhadap nilai buku (PBV) menjadi 1,01 kali.