Saham FREN Terus Melemah ke Level Rp 25 Usai Pengumuman Merger dengan XL
Harga saham PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) terus melemah setelah perusahaan resmi mengumumkan merger dengan PT XL Axiata Tbk (EXCL). Melansir data perdagangan Bursa Efek Indonesia atau BEI, harga saham FREN turun 7,41% dan menyentuh level Rp 25 per saham pada penutupan perdagangan Rabu (11/12).
Harga saham EXCL juga turun hingga 2,18% atau 50 poin ke level Rp 2.240 per saham di tengah aksi merger dengan perusahaan telekomunikasi Grup Sinarmas itu.
Senior Investment Information Mirae Asset Nafan Aji Gusta mengatakan merger kedua perusahaan telekomunikasi ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas maupun kapabilitas perusahaan dalam rangka menjalankan strategi bisnis secara efektif.
"Kekuatan aset mereka bisa bertambah secara signifikan tapi juga di sisi lain market base-nya juga bertambah, kekuatan pangsa pasarnya juga bertambah karena memang masing-masing memiliki market share yang unik," kata Nafan kepada Katadata.co.id, Rabu (11/12).
Nafan menilai aksi ini memberikan katalis positif bagi perusahaan telekomunikasi hasil merger karena akan mengakselerasi kinerja dan memperkuat fundamental bisnisnya di masa depan. Ia berharap XLSmart, nama perusahaan hasil merger tersebut, bisa meningkatkan daya saing dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat di industri telekomunikasi di tanah air.
XL Axiata dan Smartfren Merger Bentuk XLSmart Senilai Rp 104 Triliun
Sebagai informasi, tiga perusahaan telekomunikasi besar, PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Smartfren Telecom Tbk (FREN), dan PT Smart Telcom, resmi bergabung dalam sebuah kesepakatan merger. Nilai gabungan dari kerja sama ini mencapai lebih dari Rp 104 triliun, atau sekitar US$ 6,5 miliar. Group Chief Executive Officer Axiata Group, Vivek Sood, menyebut merger ini bisa membuka jalan bagi Indonesia dan ASEAN yang lebih terkoneksi.
Di sisi lain, merger ini juga diklaim bisa mengurai permasalahan kesenjangan digital. Viviek menilai merger ini akan memungkinkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur yang unik bagi Indonesia sebagai negara kepulauan dengan menyediakan platform yang dapat berkembang yang akan meningkatkan cakupan dan kualitas layanan, berbagai pilihan produk menarik, dan perbaikan kualitas jaringan.
“Axiata memiliki keahlian dalam mengeksekusi merger yang sukses dan memberikan nilai bagi para pemegang saham, dan kami bersemangat membawa keahlian ini ke XLSmart," kata Viviek dalam keterangan resmi, Rabu (11/7).
Dengan merger tersebut, XL Axiata bakal menjadi entitas yang bertahan. Sedangkan Smartfren dan SmarTel bakal menggabungkan diri menjadi XLSmart.
Pemegang saham pengendali adalah Axiata Group Berhad dan Sinar Mas dengan porsi kepemilikan masing-masing 34,8%. Mereka akan memiliki pengaruh yang sama kuat untuk arah dan keputusan strategis perusahaan. Saat transaksi selesai, Axiata bakal menerima US$ 475 juta untuk pemerataan kepemilikan. Saat transaksi ditutup, Axiata menerima US$ 400 juta dan tambahan US$ 75 juta di akhir tahun pertama.