Saham PT Indosat Tbk atau ISAT dinilai lebih menarik ketimbang PT XL Axiata Tbk alias EXCL yang baru saja merger dengan PT Smartfren Telecom Tbk atau FREN, menurut riset Mirae Asset Sekuritas.
Head of Research and Chief Economist Mirae Asset Rully Arya Wisnubroto menyampaikan tersisa tiga pemain besar telekomunikasi setelah XL Axiata dan Smartfren merger, yakni:
- PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (XLSmart), gabungan XL Axiata dan Smartfren
- PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM)
- PT Indosat Tbk (ISAT)
Mirae Asset memproyeksikan sektor telekomunikasi akan agresif tahun depan, terutama di luar Jawa. Alasannya, permintaan layanan diperkirakan terus meningkat, terutama setelah berkurangnya jumlah pemain utama.
"Indosat masih tetap menarik," kata Rully ketika ditemui di Pacific Place, Jakarta, dikutip Jumat (13/12). Alasannya, karena agresif dalam beroperasi.
Selain itu, belum ada kepastian mengenai regulasi dalam hal kehadiran Starlink. Oleh karena itu, belum dapat dikaji dampaknya terhadap persaingan di industri telekomunikasi.
Apabila melihat pergerakan saham pada perdagangan Jumat (13/12), ISAT menguat pada 4,37% ke level Rp 2.630 per lembar. Kapitalisasi pasarnya 84,82 triliun.
Saham EXCL juga terapresiasi 0,44% ke level Rp 2.270 per lembar. Kapitalisasi pasar perusahaan ini Rp 29,81 triliun.
Sementara itu, harga saham FREN anjlok 4,17% ke level 23 per lembar. Kapitalisasi pasarnya juga turun menjadi Rp 10,97 triliun.
Harga saham TLKM juga terkoreksi 1,06% ke level Rp 2.790 per lembar dan kapitalisasi pasar menjadi Rp 276,4 triliun.
Sebelumnya Group Chief Executive Officer Axiata Group Vivek Sood menyampaikan merger XL Axiata dan Smartfren bisa membuka jalan bagi Indonesia dan ASEAN yang lebih terkoneksi. Selain itu, mengurai permasalahan kesenjangan digital.
Viviek menilai merger memungkinkan perusahaan memenuhi kebutuhan infrastruktur yang unik bagi Indonesia sebagai negara kepulauan, dengan meningkatkan cakupan serta kualitas layanan dan jaringan.
“Axiata memiliki keahlian dalam mengeksekusi merger yang sukses dan memberikan nilai bagi para pemegang saham, dan kami bersemangat membawa keahlian ini ke XLSmart," kata Viviek dalam keterangan resmi, Rabu (11/7).
Dengan merger tersebut, XL Axiata bakal menjadi entitas yang bertahan. Smartfren dan SmarTel bakal bergabung menjadi XLSmart.
Pemegang saham pengendali yakni Axiata Group Berhad dan Sinar Mas dengan porsi masing-masing 34,8%.
Setelah transaksi selesai, Axiata bakal menerima US$ 475 juta untuk pemerataan kepemilikan. Saat transaksi ditutup, Axiata menerima US$ 400 juta dan tambahan US$ 75 juta di akhir tahun pertama.