Emiten yang terafiliasi dengan Garibaldi Thohir atau yang lebih dikenal sebagai Boy Thohir PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) belum mengumumkan laporan keuangan untuk kuartal ketiga 2024.
Merespons hal tersebut, GM Corporate Communication MDKA, Tom Malik, mengatakan, laporan keuangan kuartal ketiga akan dirilis dalam waktu dekat. Menurutnya, hasilnya cukup positif, baik untuk MDKA maupun anak usahanya, yakni PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA).
“Kalau enggak salah hari Rabu, jadi tunggu seminggu lagi,” ucap Tom kepada wartawan di Jakarta, Senin (16/12).
Tom menambahkan bahwa setiap tahun perusahaan selalu menetapkan berbagai target, dan sejauh ini target tersebut tercapai sesuai rencana. Namun, untuk detailnya termasuk rencana tahun depan, ia menyatakan belum dapat mengungkapkan lebih lanjut.
Menilik Kinerja Semester I 2024
PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) mencatatkan kerugian sebesar US$ 12,5 juta atau sekitar Rp 189,21 miliar (kurs Rp15.135 per dolar AS) pada semester pertama 2024. Rugi tersebut susut dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$ 49,21 juta atau sekitar Rp 744,85 miliar.
Seiring dengan ruginya MDKA, pendapatan usaha MDKA melonjak hingga 110,33% menjadi US$ 1,09 miliar atau sekitar Rp 16,55 triliun. Sebelumnya pendapatan MDKA pada semester I 2023 sebesar US$ 520,03 juta atau sekitar Rp 7,87 triliun.
Pertumbuhan pendapatan ini ditopang oleh penjualan emas, perak, katoda tembaga, serta produk turunan nikel seperti NPI, nikel matte, dan limonit. Dari total pendapatan, US$ 665,85 juta berasal dari penjualan domestik, sementara US$ 430 juta berasal dari ekspor.
Adapun, penjualan domestik dan ekspor pada paruh pertama 2024 ini melonjak dari catatan periode yang sama tahun sebelumnya masing-masing di angka US$ 166,78 juta dan US$ 354,63 juta.
Sejalan dengan kenaikan pendapatan, beban pokok MDKA juga melambung 112,06% menjadi US$ 1 miliar atau setara Rp 15,21 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat hanya US$ 473,89 juta.
Beban terbesar MDKA pada semester I 2024 berasal dari biaya pengolahan yang mencapai US$ 750,15 juta, diikuti oleh biaya pertambangan US$ 74,08 juta, biaya penyusutan US$ 65,52 juta, biaya amortisasi US$ 20,82 juta, dan biaya pemurnian sebesar US$ 611,05 ribu.
Meskipun demikian, laba kotor tercatat meningkat 92,2% menjadi US$ 88,7 juta atau sekitar Rp 1,34 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 46,13 juta. Namun, setelah dikurangi berbagai beban, MDKA masih mencatatkan rugi bersih sebesar US$ 12,5 juta atau sekitar Rp 189,21 miliar pada semester I 2024.
Dari sisi neraca total liabilitas MDKA per 30 Juni 2024 turun menjadi US$ 2,11 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya US$ 2,20 miliar. Rincian liabilitas tersebut terdiri dari liabilitas jangka panjang US$ 1,22 miliar dan liabilitas jangka pendek senilai US$ 892,49 juta.
Sementara itu, jumlah ekuitas MDKA naik menjadi US$ 2,81 miliar, dibandingkan akhir 2023 yang tercatat US$ 2,76 miliar. Di sisi lain, total aset turun menjadi US$4,92 miliar, dari posisi US$ 4,96 miliar pada 31 Desember 2023.