Pendapatan anak usaha PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) yakni PT Raharja Energi Cepu (RATU) diproyeksikan naik usai mencatatkan sahamnya melalui initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Tak tanggung-tanggung, emiten milik suami Puan Maharani itu bakal meraup pendapatan hingga menjadi US$ 65 juta atau Rp 1,04 triliun pada 2025.
Berdasarkan prospektus yang diterbitkan perusahaan, Raharja Energi Cepu akan melepas 543,01 juta lembar saham atau sebanyak 20% dari modal disetor dan ditempatkan pasca IPO. Emiten yang bergerak di sektor energi itu membuka harga penawaran awal di rentang Rp 900-1.150 per saham.
Menurut riset Henan Putihrai Sekuritas, harga IPO RATU tersebut menggambarkan nilai ekuitas RATU sebesar US$ 163 juta-US$ 208 juta dan nilai perusahaan (EV) tahun 2024 diperkirakan antara US$ 135 juta-US$ 181 juta.
Kemudian tim analis Henan Putihrai Sekuritas memproyeksikan RATU akan meraup pendapatan US$ 63 juta dan EBITDA sebesar US$ 30 juta pada 2024. Adapun tahun 2025, RATU bakal meraup pendapatan menjadi US$ 65 juta atau Rp 1,04 triliun. Kemudian EBITDA diperkirakan menjadi US$ 31 juta atau Rp 498,58 miliar pada 2025.
Dari sisi valuasi saham yang ditawarkan, menurut Henan Putihrai Sekuritas harga IPO ini mencerminkan pada tahun 2024 dengan rasio P/E atau harga saham terhadap laba bersih di kisaran 7,4x – 9,4x dan EV/EBITDA atau nilai perusahaan terhadap EBITDA sebesar 5,5x – 7,0x.
Kemudian di tahun 2025 dengan rasio P/E di kisaran 7,4x – 9,5x dan EV/EBITDA sebesar 5,3x – 6,7x.
Henan Putihrai Sekuritas menyampaikan bahwa proyeksi pertumbuhan RATU didukung oleh berbagai faktor, misalnya wilayah kerja dengan rekam jejak yang positif bagi Raharja Energi Cepu.
Diketahui RATU mengelola dua wilayah kerja utama, yaitu Cepu dan Jabung, dengan cadangan minyak signifikan. Lalu untuk kategori P1 atau cadangan terbukti, Cepu memiliki 841 MMBO dan Jabung 17,2 MMBO. Sementara itu, untuk kategori cadangan potensial, Cepu memiliki 199 MMBO dan Jabung 8,8 MMBO.
Lalu untuk faktor lainnya yakni kontrak jangka panjang ratu dengan pembeli utama. RATU telah mengamankan kontrak jangka panjang hingga tahun 2035 untuk wilayah Cepu dan hingga 2043 untuk wilayah Jabung. Analis Henan Putihrai Sekuritas juga menyebut kemitraan dan akses teknologi canggih ExxonMobil dan PetroChina mendukung efisiensi operasional wilayah kerja Cepu dan Jabung.
“Hal itu mendukung stabilitas pendapatan dan mengurangi risiko fluktuasi harga energi global,” tulis tim analis Henan Putihrai Sekuritas dalam risetnya, Selasa (17/12).
PT Raharja Energi Cepu (RATU) merupakan perusahaan investasi di sektor minyak dan gas, didirikan pada tahun 2006. RATU memegang portofolio aset strategis di dua blok migas utama Indonesia, yakni Blok Cepu dan Blok Jabung.
Melalui PT Petrogas Jatim Utama Cendana (PJUC), yang memiliki 2,2423% participating interest di Blok Cepu, dan PT Raharja Energi Tanjung Jabung (RETJ), yang memegang 8% participating interest di Blok Jabung. Hingga kini RATU menjalankan kegiatan eksplorasi, ekstraksi, dan penjualan minyak serta gas.
Menilik Kinerja RATU per Semester I 2024
Sepanjang semester pertama 2024, pendapatan RATU naik sebesar US$ 16,44 juta jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan ini terutama didorong oleh kenaikan volume penjualan dan harga rata-rata tertimbang yang lebih tinggi pada Juni 2024 dibandingkan dengan Juni 2023.
Selain meningkatnya pendapatan, laba periode berjalan juga tumbuh hingga Juni 2024. Laba untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2024 tercatat sebesar US$ 7,43 juta, meningkat 20,53% dibandingkan dengan laba pada periode yang sama di tahun 2023 yang sebesar US$ 6,17 juta.
Kenaikan laba ini didorong oleh terkereknya pendapatan yang tercatat pada Juni 2024. Namun, perusahaan juga menghadapi beberapa tantangan, seperti peningkatan kebutuhan cash call operasi untuk Blok Jabung, kenaikan beban pajak penghasilan migas, serta peningkatan beban bunga terkait pembayaran pinjaman yang diterima dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk pada Juli 2023.