Indeks bursa saham di Wall Street Amerika Serikat (AS) naik pada perdagangan hari Senin (23/12), membuka minggu perdagangan yang lebih singkat menjelang Natal. Kenaikan indeks bursa saham AS ditopang oleh kenaikan harga saham-saham teknologi sehingga mendorong pasar secara keseluruhan.
Indeks S&P 500 menguat 0,73% ke level 5.974,07 dan Nasdaq, yang didominasi saham teknologi, naik 0,98% ke 19.764,89. Kenaikan kedua indeks ini ditopang oleh saham Nvidia yang melejit lebih dari 3% serta saham Tesla dan Meta Platforms yang masing-masing melonjak lebih dari 2%. Indeks Dow Jones Industrial Average berhasil membalikkan kerugian sebelumnya, ditutup naik 66,69 poin atau 0,16% ke 42.906,95.
Perdagangan saham pada Senin berlangsung tipis dan diperkirakan tetap sepi sepanjang minggu. Bursa Efek New York akan tutup lebih awal pada Selasa (24/12), pukul 1 siang waktu setempat, untuk memperingati Malam Natal dan akan libur sepenuhnya pada Hari Natal.
Rilis data ekonomi yang sedikit melemah juga turut membebani sentimen pasar AS di awal sesi. Indeks kepercayaan konsumen Conference Board untuk Desember turun ke 104,7, ini merupakan level terendah sejak September dan lebih rendah dari estimasi Dow Jones sebesar 113,0.
Selain itu, pesanan terhadap barang tahan lama - seperti pesawat, peralatan, dan komputer - merosot 1,1% pada November. Ini merupakan penurunan bulanan terbesar sejak Juni. Akibatnya, indeks saham-saham unggulan (blue-chip) Dow Jones sempat anjlok lebih dari 300 poin pada Senin (23/12) menyusul laporan tersebut.
Pasar juga melewati periode fluktuasi tajam, dengan indeks Dow Jones mencatat penurunan beruntun selama sepuluh hari, yang merupakan penurunan terpanjang sejak 1974. Pada Rabu (18/12) lalu, Dow terjun 1.100 poin setelah Federal Reserve mengindikasikan penurunan suku bunga pada 2025 akan lebih kecil dari perkiraan sebelumnya. Namun, rendahnya angka inflasi dari proyeksi di akhir minggu menahan penurunan indeks tersebut.
Secara bulanan, indeks Dow turun 4,5% pada Desember, sedangkan S&P 500 melemah hampir 1%. Sebaliknya, Nasdaq Composite yang didominasi saham sektor teknologi mencatat kenaikan 2,8% bulan ini.
Para pelaku pasar mendapat kepastian setelah Presiden Joe Biden menandatangani Undang-Undang Pendanaan yang mencegah penutupan pemerintah (government shut down), pada Sabtu (21/12). UU tersebut akan mendanai operasional lembaga federal pada level saat ini selama tiga bulan ke depan.
Reli Akhir Tahun
Beberapa investor optimistis bahwa "reli harga saham yang terjadi akhir tahun" (Santa Claus' rally) dapat membantu bursa AS menutup tahun 2024 dengan catatan positif, terutama setelah pekan yang bergejolak. Berdasarkan data dari Stock Trader's Almanac, sejak 1969, S&P 500 rata-rata naik 1,3% selama lima hari perdagangan terakhir di bulan Desember dan dua hari pertama Januari.
Selain itu, paruh kedua Desember biasanya menjadi periode terkuat kedua dalam setahun untuk pasar saham AS. Menurut Bank of America, S&P 500 telah mencatat kenaikan pada 83% pada bulan Desember selama tahun-tahun pemilihan presiden.
“Dengan tren kenaikan utama pasar yang masih terjaga, kami tetap optimis terhadap kemungkinan reli Sinterklas menghampiri Bursa AS tahun ini,” ujar Craig Johnson, Kepala Teknisi Pasar di Piper Sandler, dikutip CNBC, Selasa (24/12).