Emiten Gencar Ajukan Pinjaman Bank Menjelang Akhir 2024, Ini Kata Analis

ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/YU
Sejumlah emiten tercatat telah mengantongi fasilitas pinjaman dari sejumlah bank menjelang akhir tahun 2024.
24/12/2024, 15.34 WIB

Sejumlah emiten tercatat telah mengantongi fasilitas pinjaman dari sejumlah bank menjelang akhir tahun 2024. Misalnya, pinjaman sebesar US$ 125 juta dari Bank Mega yang diambil oleh PT Bayan Resources Tbk (BYAN) atau setara dengan Rp 2,03 triliun rupiah dengan kurs rupiah Rp 16.203.

PT Ancara Logistics Indonesia Tbk (ALII) mendapat fasilitas kredit Rp 342 miliar dari Bank Mandiri. PT TBS Energi Utama (TOBA) memperoleh pinjaman US$ 15 juta atau setara Rp 243,05 miliar dari ADB dan Bank DBS. Kemudian ada pula PT Soho Global Health Tbk (SOHO) dan anak usahanya mendapat fasilitas kredit Rp 750 miliar dari BNI.

Senior Investment Information di Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menilai bahwa pinjaman modal dari bank bisa digunakan untuk meningkatkan pendanaan anak usaha atau mendukung ekspansi bisnis.

"Kalau tambang, logistik, dan kesehatan, tambang ini tahun depan masih berkaitan dengan ekspektasi bahwa recovery  ekonomi global itu tetap ada," jelas dia kepada Katadata, Selasa (24/12).

Nafan menjelaskan, sektor logistik sangat dipengaruhi oleh produktivitas dan efisiensi supply chain atau rantai pasokan. Menurutnya, selama tidak terjadi krisis atau gangguan dalam rantai pasokan, prospek sektor logistik akan tetap positif dan cenderung mengikuti tren yang ada.

Namun, faktor-faktor eksternal seperti gangguan dalam supply chain dan gejolak geopolitik dapat mempengaruhi kinerja sektor ini ke depan. Oleh karena itu, kondisi pasar logistik akan sangat bergantung pada stabilitas faktor-faktor tersebut.

Di sektor kesehatan, Nafan menjelaskan bahwa kestabilan ekonomi domestik menjadi faktor penting yang mendukung prospek sektor ini. Dengan penerapan kebijakan preventif dan kuratif oleh masyarakat, sektor kesehatan diprediksi akan tetap stabil.

"Bisa jadi emiten-emiten ini melihat masih ada prospek yang progresif untuk ke depannya. Jadi melihat ada peluang bisnis dan kondisi uncertain, tapi ya mereka juga mempertimbangkan cash flow masih sehat. Mereka juga bisa melaksanakan pinjaman modal untuk ekspansi bisnis," ujar dia.