Wall Street Bangkit Setelah Sempat Anjlok Imbas Debat Sengit Trump dan Zelenskyy

Youtube/The White House
Presiden Amerika Serikat Donald Trump berdebat dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Gedung Putih, Washington DC, Jumat (28/2). Foto: Youtube/Thewhitehouse
3/3/2025, 05.53 WIB

Indeks Wall Street menguat pada perdagangan Jumat (28/2) meskipun sebelumnya sempat anjlok akibat pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Gedung Putih.

Dalam pertemuan tersebut, Trump dan Zelenskyy diskusi sengit mengenai kemungkinan kesepakatan gencatan senjata dalam perang Rusia-Ukraina.  

 Indeks S&P 500 naik 1,59% dan mengakhiri sesi di 5.954,50 poin. Nasdaq tumbuh 1,63% menjadi 18.847,28 poin, dan Dow Jones Industrial Average terapresiasi 1,39% menjadi 43.840,91 poin. 

Volume yang diperdagangkan cukup besar, yakni sebanyak 17,5 miliar saham diperdagangkan, dibandingkan dengan rata-rata 15,4 miliar saham selama 20 sesi sebelumnya.

Menurut Kepala Eksekutif 50 Park Investments di New York, Adam Sarhan, pasar sempat anjlok akibat perdebatan sengit dalam pertemuan tersebut hingga memicu kekhawatiran investor. Namun, setelah situasi lebih mereda, kata Sarhan, indeks akhirnya berbalik menguat.

"Itu sebabnya pasar sempat melemah, tetapi kemudian kembali stabil setelah investor lebih tenang,” ucap Sarhan dikutip Reuters, Senin (3/3). 

Di samping itu, berdasarkan data terbaru, indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS dalam 12 bulan terakhir turun menjadi 2,5% pada Januari dari 2,6% di Desember. Sementara PCE inti—indikator inflasi yang lebih disukai Bank Sentral AS, Federal Reserve—turun menjadi 2,6% dari revisi sebelumnya 2,9%. Angka tersebut masih berada di atas target inflasi The Fed sebesar 2%, tetapi sesuai dengan perkiraan para ekonom.  

 Kepala Ekonom Pasar di Spartan Capital Securities, Peter Cardillo, mengatakan kekhawatiran terhadap kenaikan tarif telah mendorong penguatan dolar. Akan tetapi, hal itu juga menimbulkan kecemasan mengenai dampaknya terhadap ekonomi AS. 

 Ia juga menilau laporan itu menunjukkan bahwa inflasi masih bertahan. Artinya, The Fed kemungkinan akan tetap menahan suku bunga.  

“Namun, mereka menghadapi dilema karena data ekonomi terbaru menunjukkan tanda-tanda perlambatan," ucap Cardillo.  

Selain itu, ia juga mengatakan ketidakpastian mengenai kenaikan tarif AS juga memicu kegelisahan di pasar dan meningkatkan kekhawatiran investor akan eskalasi perang dagang global.

Adapun Trump mengumumkan pada Kamis (27/2) bahwa tarif 25% untuk impor dari Kanada dan Meksiko akan mulai berlaku pada 4 Maret, lebih cepat dari jadwal sebelumnya pada 2 April yang ia sampaikan sehari sebelumnya. Selain itu, ia menetapkan bea tambahan 10% untuk barang-barang dari Cina dan minggu ini juga menerapkan tarif 25% untuk impor dari Uni Eropa.




 
Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila