BEI: Danantara Selevel dengan BPJS TK dan Taspen sebagai Liquidity Provider

Katadata/Fauza Syahputra
CEO Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) Rosan Roeslani (kedua kiri) menyampaikan paparan bersama Chief Operating Officer (COO) Danantara Dony Oskaria (kedua kanan) dan Chief Investment Officer (CIO) Danantara Pandu Patria Sjahrir (kanan) saat konferensi pers \"Meet The Team Danantara Indonesia\" di Jakarta, Senin (24/3/2025).
Editor: Yuliawati
22/4/2025, 17.57 WIB

Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara atau BPI Danantara akan selevel dengan BPJS Ketenagakerjaan dan PT Dana Tabungan & Asuransi Pegawai Negeri (Persero) atau disingkat Taspen. Hal itu usai Danantara disebut tengah menjajaki peluang menjadi penyedia likuiditas atau liquidity provider (LP) di pasar modal.

Apabila merujuk Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) 18 liquidity provider adalah perantara pedagang efek atau pihak lain yang mendapat persetujuan dari OJK. Liquidity provider adalah pihak yang telah mendapat persetujuan dari penyelenggara pasar untuk dapat memperdagangkan efek dan memiliki kewajiban untuk melakukan kuotasi atas efek tertentu yang telah ditetapkan oleh penyelenggara pasar guna mendukung terciptanya likuiditas perdagangan efek tersebut.

Merespons hal tersebut, Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, mengakui terdapat perbedaan makna liquidity provider antara Danantara dan POJK. Aturan mengenai liquidity provider sebelumnya termuat dalam POJK 18/2024.

Meski begitu, Jeffrey mengatakan Danantara tidak harus berperan sebagai liquidity provider secara formal. Menurutnya, peran Danantara bisa setara dengan BPJSTK atau Taspen.

“Dan juga setara dengan institusi investor domestik kita yang lain,” kata Jeffrey kepada wartawan di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (22/4).

Lebih lanjut, Jeffrey menyebut BEI masih menanti izin dari OJK agar Danantara bisa menjadi penyedia likuiditas di pasar modal. Menurutnya, kehadiran Danantara akan menjadi sentimen positif bagi investor institusi domestik.

“Kami harapkan aktifnya nanti Danantara, ya tidak harus menjadi liquidity provider yang berizin dan formal, tetapi aktif di pasar, mendukung pasar itu sudah sangat baik, sudah cukup bagi kami,” ujarnya.

Sebelumnya Chief Investment Officer (CIO) Danantara, Pandu Sjahrir mengatakan tengah mendiskusikan untuk menjadi penyedia likuiditas pasar modal. Menurutnya, saat ini pasar modal dibagi menjadi dua unsur, yakni pergerakan harga saham dan ekuitas atau nilai saham yang dimiliki investor.

“Jadi tentu nanti kami lihat dari hasil dividen, kami parking di mana, ya bisa saja salah satunya di sana (pasar modal),” kata Pandu kepada wartawan di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), seperti dikutip Selasa (15/4).

Ia mengatakan dividen yang diterima dari Danantara kemungkinan besar akan ditempatkan terlebih dahulu di pasar modal. Meski begitu, Danantara juga telah menyiapkan sejumlah proyek prioritas untuk tujuan investasi ke depannya.

Pandu belum menjelaskan secara detail sektor pasar modal mana yang nantinya akan dilepas. Ia menegaskan fokus utama Danantara saat ini adalah memperkuat portofolio investasi dan meningkatkan keuntungan bagi BUMN.

Danantara saat ini menjadi pemegang saham 18 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menjadi perusahaan terbuka di BEI.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila