Wall Street Anjlok Usai Trump Ancam Tarif Baru untuk Negara BRICS dan Asia
Indeks bursa Wall Street di Amerika Serikat (AS) anjlok pada awal pekan, Senin (7/7), menyusul pengumuman Presiden AS Donald Trump terkait rencana pengenaan tarif impor terhadap sejumlah negara.
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 422,17 poin atau 0,94% ke level 44.406,36. Indeks S&P 500 terkoreksi 0,79% ke 6.229,98, sementara Nasdaq Composite jatuh 0,92% ke posisi 20.412,52. Ketiga indeks mencatat kinerja harian terburuk sejak pertengahan Juni.
Penurunan tajam ini dipicu oleh unggahan Trump di platform Truth Social, di mana ia mempublikasikan salinan surat resminya kepada pemimpin tujuh negara yakni Korea Selatan, Jepang, Malaysia, Kazakhstan, Afrika Selatan, Laos, dan Myanmar.
Dalam surat tersebut, Trump mengumumkan tarif baru atas produk impor dari negara-negara itu yang akan mulai berlaku pada 1 Agustus 2025.
Juru Bicara Gedung Putih Karoline Leavitt membenarkan bahwa sebanyak 14 surat akan dikirimkan dalam hari itu, dan jumlahnya diperkirakan bertambah dalam beberapa hari ke depan.
Trump juga dikabarkan akan menandatangani perintah eksekutif untuk menunda tenggat pemberlakuan tarif dari jadwal sebelumnya menjadi awal Agustus.
Saham-saham global langsung bereaksi negatif. Saham Toyota Motor turun 4%, Honda Motor terkoreksi 3,9%, sedangkan raksasa teknologi seperti Apple dan Alphabet melemah lebih dari 1%. Saham AMD merosot lebih dari 2%, dan Nvidia juga ikut turun, meski lebih tipis.
Kebijakan ini disebut sebagai bagian dari serangkaian pengumuman terkait perdagangan yang akan disampaikan Trump dalam 48 jam ke depan. Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan pemerintah tengah bersiap menghadapi lonjakan dinamika pasar.
“Kami akan menghadapi beberapa hari yang sibuk,” ujar Bessent dalam wawancara dengan CNBC.
Kenakan Tarif ke Negara BRICS
Trump juga mengancam akan mengenakan tarif tambahan 10% terhadap negara-negara yang dianggap mendukung kebijakan "anti-Amerika" kelompok BRICS, yakni Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan. Namun, Trump tidak menjelaskan detail kebijakan BRICS yang menjadi sorotannya.
Ancaman Trump ini bertepatan dengan pertemuan negara-negara BRICS di Rio de Janeiro, Brasil, yang tengah membahas penguatan kerja sama ekonomi dan pengurangan ketergantungan pada dolar AS.
Sentimen negatif pasar semakin dalam akibat kekhawatiran atas kebijakan tarif dan aksi para tokoh besar. Manajer Portofolio di Argent Capital Management Jed Ellerbroek menyebut wacana perang dagang berpotensi merusak kepercayaan pasar.
“Semakin sering tarif dibicarakan, semakin pasar kehilangan optimisme,” kata Ellerbroek, dikutip CNBC, Selasa (8/7).
Sementara itu, saham Tesla turut menekan pasar setelah anjlok hampir 7% dalam sehari. Penurunan ini terjadi usai CEO Tesla Elon Musk mengumumkan rencana membentuk partai politik baru bernama America Party.
Investor khawatir ambisi politik Musk dapat mengganggu citra dan kinerja Tesla yang selama ini bergantung pada kekuatan merek dan loyalitas konsumen.